Mardani menganggap bahwa perubahan adalah suatu hal yang tidak bisa dihindari. Menurutnya, hal ini dikarenakan dalam perjalanan waktu, faktor-faktor seperti geopolitik dan kemampuan pemerintah juga mengalami perubahan.
RUANGPOLITIK.COM – Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarnoputri, menyatakan keheranannya karena setiap kali terjadi pergantian pemimpin, tata pemerintahan seringkali mengalami perubahan.
Sementara itu, Ketua DPP PKS, Mardani Ali Sera, menegaskan bahwa perubahan tersebut dilakukan dengan tujuan untuk melakukan perbaikan, bukan hanya mengubah tanpa alasan yang jelas.
“Yang utama perubahan untuk perbaikan dan kemajuan. Bukan asal berubah,” ujar Mardani kepada wartawan, Senin (2/10).
Mardani menganggap bahwa perubahan adalah suatu hal yang tidak bisa dihindari. Menurutnya, hal ini dikarenakan dalam perjalanan waktu, faktor-faktor seperti geopolitik dan kemampuan pemerintah juga mengalami perubahan.
“Perubahan sebuah keniscayaan. Karena memang masyarakat berubah, geopolitik berubah dan kemampuan pemerintah juga berubah,” ujarnya.
Mardani menyampaikan bahwa perubahan haruslah dilakukan dengan pertimbangan yang matang dan tidak boleh dilakukan secara sembrono. Dia juga mengatakan bahwa Koalisi Perubahan, yang terdiri dari PKS, NasDem, dan sekarang PKB, bertujuan untuk melaksanakan perubahan guna kemajuan.
“Yang tidak diharapkan adalah perubahan yang asal. Asal berubah, asal beda. Koalisi Perubahan menjalankan perubahan untuk memajukan dan mensejahterakan,” imbuh dia.
Sebelumnya, Megawati mengungkapkan rasa herannya karena pergantian kepemimpinan seringkali diikuti oleh perubahan dalam kebijakan pemerintah.
Megawati awalnya mencari mantan Gubernur Bali, I Wayan Koster, untuk membahas konsep pengembangan Bali selama 100 tahun ke depan. Dia menginginkan agar tanah di Bali tidak hanya dikonversi untuk kepentingan pendatang asing.
Kemudian, Megawati berbicara dengan Azwar Anas. Dia kemudian mengungkapkan keheranannya terhadap sistem negara yang sering berubah saat ada pergantian kepemimpinan.
“Ini kan sekarang amburadulnya, itu Bapak Azwar Anas, apa, ganti pemimpin, dirubah, dengan enaknya. Bagi saya coba apa ndak pusing ya, saya pusing, itu tata pemerintahan Republik Indonesia,” kata Megawati dalam pidato di penutupan Rakernas PDIP ke-IV, di JIExpo Kemayoran, Jakarta Pusat, Minggu (1/10).
Megawati mengatakan bahwa dia telah berdiskusi dengan Presiden Joko Widodo tentang hal ini, dan menekankan bahwa perlu adanya koreksi terkait visi dan misi dari Presiden hingga kepala desa.
“Saya bilang pada Pak Jokowi, bayangkan dari Presiden, itu bikin visi-misi itu sampai kepala desa. Ini harus dikoreksi, nanti kita harus koreksi. Kenapa?,” kata Mega.
“Visi- misi presiden ke kepala desa pasti beda dong, dari sisi daerahnya, dari waktu kerjanya dan lain sebagainya sehingga dengan demikian yang harus kita bikin adalah sebuah perjalanan konsep Indonesia Raya ke depan itu adalah dengan sebuah visi misi, atau bentuk apapun namanya itu merupakan jangka panjang,” imbuhnya.
Editor: B. J Pasaribu
(RuPol)