Melihat perkembangan Koperasi saat ini, Sabri menilai, koperasi tidak bisa lagi dianggap sebelah mata oleh masyarakat. Posisi koperasi sudah jauh berkembang jika dibandingkan pada saat dulu.
RUANGPOLITIK.COM – Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) mengunjungi Koperasi Simpan Pinjam (KSP) Maju Wijaya (Koperasi Maju) bersama Bersama Peserta Program Eksekutif Nasional Tahun 2023 di Gedung Prasadha Jinarakhita Jakarta, Rabu (13/9/2023).
Dalam kunjugan kali ini, Direktur Pengkajian Kebijakan Pembinaan Ideologi Pancasila BPIP Muhammad Sabri memberikan arahan soal nilai-nilai pancasila bagi anggota koperasi dalam upaya memperkuat semangat persatuan, kesatuan, dan kekeluargaan.
BPIP juga menyampaikan, pentingnya nilai-nilai pancasila sebagai pondasi bersama membangun masyarakat, serta meningkatkan peras koperasi dalam memajukan ekonomi lokal. Kegiatan kali ini mengangkat Pancasila Dalam Tindakan yang bertema “Gotong Royong Pengembangan Nasionalisme Ekonomi Berbasis Pancasila”.
“Keadilan itu bukan hanya ekonomi saja, tapi juga bernuansa bermasyarakatan. Makanya semangat gotong royong dan semangat kekeluargaan dalam membangun kesejahteraan rakyat itu sangat kita upayakan,” kata Sabri.
Melihat perkembangan Koperasi saat ini, Sabri menilai, koperasi tidak bisa lagi dianggap sebelah mata oleh masyarakat. Posisi koperasi sudah jauh berkembang jika dibandingkan pada saat dulu.
“Koperasi itu salah satu bentuk yang sangat relevan dengan karakter kita sebagai bangsa yang penuh semangat kekeluargaan ini, memang harus kita dorong. Kita bersyukur apa yang selama ini kita imajinasikan bahwa koperasi terkesan kumuh ternyata tidak,” tukas Sabri.
Ia menambahkan, koperasi saat ini dapat menjadi dorongan untuk kesejahteraan rakyat, hal ini dapat lebih baik apabila dapat menjadi wadah penggerak untuk memperkuat keekonomian.
“Bahkan salah satu kelebihannya merawat semangat gotong royong dan kekeluargaan. Ini harus didorong dan ketika menjadi sebuah gerakan akan menjadi penguat kita sebagai bangsa yang bhineka, karena ekonomi tidak bicara agama tapi dia lebih ke pemenuhan pokok,” papar Sabri.
Menurutnya, Koperasi Maju memiliki cara pembinaan yang baik terhadap pelaku UMKM melalui wadah yang dibentuk, sehingga sesama anggota dapat saling terhubung.
“Koperasi Maju ini mempunyai pendekatan manajemen yang sangat modern, disamping modal sosial yang dikelola secara baik dan kekeluargaan, sentuhan manajemen modern memperlihatkan pergerakan yang luar biasa,” kata Sabri.
Ketua Pengurus Koperasi Maju Njo Hendwi Wijaya berharap, anggota koperasi dapat memperlajari bagaimana produk yang mereka buat tidak hanya diserap secara lokal, tapi dapat diserap jauh lebih luas lagi.
“Mereka bertemu dengan pejabat sehingga bisa belajar dari cara pikir pejabat dengan masukannya, dan jejaring usaha. Kehadiran pejabat ini memberikan harapan buat mereka tercipta jejaring usaha yang lebih luas,” kata Hendwi.
Dengan adanya kunjungan dari BPIP ini, para anggota makin memupuk rasa gotong royong dan bisa lebih mandiri untuk dapat bertukar informasi dan pengalaman satu sama lain agar usahanya semakin berkembang.
“Mereka sudah secara otomatis, kami memberikan wadah yang untuk mereka, kami juga tidak mengintervensi biar mereka berjalan sendiri,” katanya.
Koperasi Maju sudah berdiri lebih dari selama 10 tahun, terus menerus memberikan pembinaan dan pelatihan secara langsung bagi pelaku UMKM.
Koperasi Maju menjadi wadah bagi pelaku UMKM dan Pelaku Perubahan. Para pelaku UMKM juga mendapatkan kesempatan khusus untuk memamerkan produk mereka di hadapan pejabat pemerintah.
Salah satu anggota Koperasi Maju yang bergerak di dunia minyak angin Tatan, selaku pemilik Redhot mengatakan, Koperasi Maju berbeda dengan yang pada umumnya. Bantuan yang diberikan oleh Koperasi Maju seperti pelatihan, bimbingan, dan pendampingan sangat berarti bagi Redhot.
“Saya lihat ini bagus sekali Koperasi Maju karena berbeda, mereka serius. Ketika didampingi kita lebih terarah dan percaya diri untuk mengevaluasi,” kata Tatan.
Bantuan Koperasi Maju untuk mengurus perizinan sangat memudahkan bagi para pelaku UMKM untuk mendapatkan izin tersebut, sehingga pelaku UMKM tidak membuang waktu dan tidak kebingungan.
“Kalau kita gak pernah ngurus sertifikasi halal, kita meraba-raba dan memakan waktu. Ini mereka sangat membantu kita sehingga bisa lebih cepat untuk menyelesaikan ini,” jelas Tatan.
Redhot menjual minyak angin dengan menggunakan bahan baku jahe merah yang tentunya alami, dan menggunakan bahan-bahan yang ada di Indonesia
Hal serupa dirasakan pemilik Serella Food Jelita Puspa Agustin, sebelum bergabung dengan Koperasi Maju ruang lingkup jualannya hanya sebatas e-commerce.
“setelah kita ikut Koperasi Maju ini diberikan bimbingan untuk bikin Nomor Induk Berusaha (NIB), dari situ kita semakin semangat untuk mengurus yang lainnya seperti sertifikasi halal, kita dilancarkan oleh Koperasi maju dan orang sudah percaya dengan kami sehingga kami bisa tampil di retail modern dan dijual ke daerah Saudi Arabia,” kata Jelita.
Dengan bantuan dari Koperasi Maju, Serella Food berkesempatan dilirik oleh Kementerian Koperasi dan BUMN, sehingga produknya dapat digunakan untuk hadiah.
“BRI, BNI, dan Pertamina kita sudah masuk kesana. Produk kita dimanfaatkan untuk hadiah mereka pada saat acara, kita juga ingin masuk ke pasar timur tengah,” tandasnya.
Editor: B. J Pasaribu
(RuPol)