Karena alasan itu, PKS mengingatkan bakal calon presiden (capres) Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP), Anies Baswedan yang telah memilih Muhaimin Iskandar alias Cak Imin tanpa memberitahu PKS dan Partai Demokrat untuk memperbaiki komunikasi dengan partai pendukung.
RUANGPOLITIK.COM – Sikap politik yang diterapkan Ketua Umum Nasdem, Surya Paloh dan capres Anies Baswedan sedikit disesalkan terutama dari teman koalisi yakni Partai Demokrat dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS).
Betapa tidak, kedua partai itu sejak lama menyatakan bahkan telah bersepakat untuk bersama-sama mengusung Anies Baswedan sebagai capres. Sayang, penentuan calon wakil presiden (cawapres) tanpa komunikasi dengan Demokrat dan PKS sangat disesalkan.
Karena alasan itu, PKS mengingatkan bakal calon presiden (capres) Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP), Anies Baswedan yang telah memilih Muhaimin Iskandar alias Cak Imin tanpa memberitahu PKS dan Partai Demokrat untuk memperbaiki komunikasi dengan partai pendukung.
“Bagus Kalau itu disadari, ke depan sebaiknya tidak boleh terulang. Nih komunikasi ke depan diperbaiki,” kata Ketua Fraksi PKS, Jazuli Juwaini di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (5/9).
Menurut Jazuli, komunikasi dalam koalisi menuju pencalonan bakal capres dan cawapres sangat penting, termasuk memilih Cak Imin sebagai bakal cawapres. Ia mengibaratkan sepasang remaja yang hendak melangsungkan pernikahan.
“Begini ya. Ente nih masih bujangan kan? Sebelum ente menikah, ente bahas dua keluarga calon itu. Beda kalau ‘besok kawin lu sama sih ini’, umpamanya, kan beda kan?“ ungkap Jazuli.
“Tapi buat PKS karena lebih mengedepankan kepentingan bangsa, dan negara dan kebersamaan, sudahlah, itu kita kasih catatan saya. Nih komunikasi ke depan diperbaiki. Gitu,” imbuhnya.
Sebelumnya, Anies Baswedan mengakui Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh berperan besar dalam perjodohan dirinya dengan Muhaimin Iskandar sebagai pasangan capres-cawapres 2024. Namun, Anies membantah dirinya disebut petugas partai.
“Apabila Pak Surya Paloh mengajukan nama yang tidak relevan dengan usaha pemenangan dan saya harus melaksanakannya maka saya petugas partai, semata-mata menjalankan,” ungkap Anies saat berbincang dengan Najwa Shihab, Senin (4/9) malam.
Anies menilai, penawaran Muhaimin Iskandar sebagai bakal cawapres merupakan solusi dan menjawab kebutuhan untuk mengunci suara di Jawa Tengah dan Jawa Timur.
“Jadi kalau yang ditawarkan itu bukan solusi dan saya melaksanakan, itu namanya petugas partai. Tidak ada relevansinya terhadap untuk kemudian menyetujui. Tapi kalau itu solusi maka ini sesuatu yang masuk akal untuk dibicarakan,” pungkas Anies.
Editor: B. J Pasaribu
(RuPol)