Ia mengingatkan kredibiltas Jaringan Gusdurian akan berkurang jika ada komunitas Gusdurian yang membawa nama organisasi untuk urusan dukung-mendukung politik praktis.
RUANGPOLITIK.COM – Koordinator Nasional Jaringan Gusdurian sekaligus putri Presiden ke-4 RI Abdurrahman Wahid alis Gus Dur, Alissa Qotrunnada Munawaroh Wahid meminta para Gusdurian tidak membawa nama organisasi dalam mendukung tokoh di Pemilu atau Pilpres 2024.
Ia mempersilakan Gusdurian untuk memilih atas nama pribadi. Ia menegaskan komitmen Jaringan Gusdurian untuk tidak terlibat politik praktis.
“Silakan mendukung dan memilih atas pertimbangan pribadi, jangan bawa nama organisasi Gusdurian ya. Jaringan Gusdurian tetap komit untuk tidak terlibat politik praktis. Perjuangan kita jangka panjang, bukan untuk urusan 5 tahunan,” kata Alissa dalam akun X @AlissaWahid. Ia telah mengizinkan cuitan itu untuk dikutip, Minggu (3/9).
Ia mengingatkan kredibiltas Jaringan Gusdurian akan berkurang jika ada komunitas Gusdurian yang membawa nama organisasi untuk urusan dukung-mendukung politik praktis.
Alissa mengajak Gusdurian atau JGD untuk menjaga nama baik yang sudah dibangun selama belasan tahun.
“1 saja komunitas Gusdurian lokal membawa nama JGD untuk dukung-mendukung politik praktis, seluruh jaringan kita akan berkurang kredibilitasnya. Mari kita jaga baik-baik konsistensi menjaga kesepakatan kita selama 13 tahun ini. Ruang kerja kita bersama rakyat, bukan dengan politisi,” katanya.
Sebelumnya, Alissa juga sempat menyindir perilaku politikus yang kerap menyebut nama Gusdurian ketika diperlukan suaranya saja menjelang pemilu.
Namun, ia mengatakan nama ‘Gusdurian’ dan ‘rakyat’ justru absen disebut ketika para politikus itu sudah terpilih dan dalam proses membagi-bagi kekuasaan.
“Perilaku politisi yang tak pernah menyebut nama Gusdurian ketika mereka sedang menikmati fasilitas negara atas nama rakyat dan ketika sedang bagi-bagi kekuasaan. Tetapi nama Gusdurian disebut bersama dengan rakyat ketika diperlukan suaranya dalam coblosan massal bangsa ini,” kata Alissa beberapa waktu lalu.
Editor: B. J Pasaribu
(Rupol)