Oleh: Dahlan Iskan/Kolumnis
RUANGPOLITIK.COM —Kolumnis kondang Dahlan Iskan penasaran dengan ekspresi Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri ketika Presiden Joko Widodo (Jokowi) berpidato d sidang tahunan MPR, di Kompleks Parlemen, Jakarta pada Rabu (16/8) lalu.
Hal itu diungkap Dahlan melalui tulisan berjudul “Tidak Menentu”, Disway edisi Jumat (18/8/2023).
Melalui tulisan itu, Dahlan awalnya mengungkap kegalauan teman-temannya yang pengusaha Tionghoa soal situasi politik terkini. Terutama, tentang siapa kandidat Capres 2024 yang didukung Presiden Jokowi.
“Begitu banyak teman saya yang kini bingung. Mereka pengusaha Tionghoa. Besar-besar. Dahulu rebutan paling dulu mendukung Ganjar Pranowo.
“Akan tetapi, berkat dukungan Jokowi, nama Ganjar terus melejit. Tidak terbendung. Pun sampai ada gerakan “celeng degleng”,” lanjut Dahlan dalam tulisan tersebut.
Namun, setelah Ganjar akhirnya benar-benar ditunjuk resmi sebagai capres dari PDI Perjuangan, justru muncul isyarat lain dari Presiden Jokowi sendiri.
Maka, menurut Dahlan, banyak temannya yang telanjur mendukung Ganjar itu bertanya mereka harus bagaimana? Apakah harus ikut banting setir?
“Mereka sudah telanjur diketahui sebagai pendukung Ganjar. Bahkan, ikut memengaruhi yang lain untuk memihak Ganjar,” tulisan Dahlan.
Dahlan pun menyarankan kepada teman-temannya itu untuk menunggu dua bulan lagi saat pendaftaran capres-cawapres.
“Untuk sekarang, tiarap saja dulu. Mungkin dua bulan lagi sudah lebih jelas,” bunyi tulisan Dahlan.
Menurut mantan dirut PLN itu, para pengusaha tersebut cinta mati kepada Jokowi.
Di antara mereka bahkan ada yang bertanya, mungkinkah dua bulan lagi Pak Jokowi balik mendukung Ganjar Pranowo lagi?
Dahlan mengaku bukan peramal. Namun, politik memberi pelajaran bahwa tidak ada yang tak mungkin.
“Yang jelas, kalau Pak Jokowi tidak balik lagi ke Ganjar, maka inilah konflik terselubung paling terbuka dalam sejarah politik Indonesia modern,” begitu kata Dahlan kepada temannya itu.
Dalam tulisan itu, Dahlan juga mengaku ingin melihat wajah Megawati saat sidang tahunan MPR Rabu lalu. Terutama, melihat ekspresi Presiden kelima RI tersebut.
Menurut Dahlan, dia ingin melihat ekspresi Megawati ketika Jokowi “mengklarifikasi bahwa dia bukanlah orang yang bisa mengatur-atur capres dan cawapres.Jokowi juga menyampaikan dia bukan seorang ketua umum partai, apalagi ketua koalisi parpol yang berhak mengatur adalah mereka.
“Sayang, saat bagian itu diucapkan, tidak ada kamera televisi yang menyorot ekspresi Megawati. Tertawakah Mega? Hanya senyum? Atau mencep –seperti sering dia lakukan setiap kali meremehkan sesuatu?” tulisan Dahlan.
Namun demikian, eks menteri BUMN itu menilai publik tidak perlu menganggap serius jika Presiden Jokowi dan Megawati tidak sejalan di Pilpres 2024.
“Kalaupun akhirnya Presiden Jokowi dan Megawati bersimpang jalan, tidak usah dianggap serius. Itu biasa saja,” begitu tulisan Dahlan.
Pun Muhaimin Iskandar, bisa konflik dengan Gus Dur. Sesama PKB. Sesama NU. Sesama Jombang. Sesama keluarga Kiai Bisri Syansuri al-maghfur.
Dahlan menilai masih banyak yang akan terjadi dua bulan ke depan. Persyaratan umur capres-cawapres akan jelas, apakah tetap 40 tahun atau berubah 35 tahun.
Begitu pula soal siapa tokoh yang jadi cawapres pendamping Prabowo.
“Gibran atau Erick Thohir. Atau kelihatannya Gibran dulu, tetapi ujungnya Erick Thohir. Yang jelas, bukan Muhaimin,” lanjutnya.
Editor: B. J Pasaribu
(RuPol)