Anies turut menyadari bahwa dalam sebuah politik, persaingan akan tetap terjadi. Bahkan cara bersaingnya pun kini dilakukan dengan berbagai macam cara.
RUANGPOLITIK.COM —Anies Baswedan, sebagai salah satu kandidat bakal calo presiden (bacapres) di Pemilu 2024 menegaskan ingin bersaing dengan lawannya secara sehat.
Bahkan Anies Baswedan tak ingin ada pihak-pihak yang menggunakan politik identitas untuk memenangkan kontestasi lima tahunan itu.
Sebagai bacapres yang diusung NasDem dan didukung Partai Keadilan Sejahtera (PKS) serta Partai Demokrat, Anies Baswedan menilai masyarakat harus memilih pemimpin bukan karena kebencian. Pemilihan pemimpin tentunya jarus berdasarkan selera pribadi.
Oleh karena itu, Anies Baswedan menegaskan bahwa dirinya tak akan menggunakan politik identitas di Pemilu 2024 mendatang. Politik identitas ini memang sering dikaitkan dengan Anies, yang mendulang dukungan dari organisasi masyarakat (ormas) Islam pada Pilkada DKI Jakarta 2017 lalu.
“Jangan menggunakan politik identitas dengan kebencian. Sekarang saya mau memilih berdasarkan apa saja itu haknya,” ujar Anies Baswedan, dikutip dari YouTube Rhenald Kasali pada Kamis, 3 Agustus 2023.
“Misalnya ‘saya milih Anies karena dia gundul’ itu boleh saja, itu selera pribadi. Yang harus diperhatikan adakah ketika seseorang tidak boleh memilih berdasarkan suku, berdasarkan agama,” katanya menambahkan.
Namun Anies turut menyadari bahwa dalam sebuah politik, persaingan akan tetap terjadi. Bahkan cara bersaingnya pun kini dilakukan dengan berbagai macam cara.
Ditinggal partai pendukung
Saat NasDem mendeklarasikan Anies Baswedan sebagai bacapres yang diusung, partai politik (parpol) yang langsung merapat adalah PKS dan Partai Demokrat. Kemudian 3 partai dari Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) ikut merapat.
Tiga partai dari KIB yang terdiri dari Partai Golkar, Partai Amanat Nasional (PAN), dan Partai Persatuan Pembangunan (PPP) mendeklarasikan akan mendukung Anies pada Februari 2023. KIB kompak memeberi dukungan dan optimis Anies bisa menang.
Namun seiring berjalannya waktu, sejumlah parpol mulai berpaling dan mencari aman dengan meninggalkan Anies. Parpol pertama yang meninggalkan Anies adalah PPP yang kemudian berpaling ke PDI Perjuangan dan mendukung Ganjar Pranowo.
Pada awal Agustus 2023 ini, Golkar juga mulai goyah dan memutuskan untuk meninggalkan Anies. Ketua Umum DPP Partai Golkar Airlangga Hartarto membenarkan keputusan Golkar untuk berpaling tersebut.
Namun Golkar belum memutuskan akan mendukung Prabowo Subianto dari Partai Gerindra, atau Ganjar Pranowo dari PDI Perjuangan. Partai pendukung Anies pun kini merasa ikhlas dengan berpalingnya sejumlah parpol dalam Pemilu 2024.
Menurut PKS dan Demokrat, wajar saja jika parpol yang ada di pemerintahan memiliki pertimbangan besar. Mereka pun tak mempermasalahkan keputusan partai-partai yang tak lagi mendukung Anies Baswedan.
Editor: B. J Pasaribu
(RuPol)