Hanggoro juga menjelaskan bahwa untuk Ganjar Pranowo, memerlukan penguatan cawapres secara teritorial.
RUANGPOLITIK.COM —Airlangga Hartarto memiliki tiga kartu AS untuk terus melobi agar ia dipinang sebagai calon wakil presiden. Di samping Airlangga Itu ketua umum partai terbesar nomor dua: Golkar, juga ia kompeten untuk isu ekonomi, isu yang sangat penting pasca covid-19, ia juga memiliki akses pada sumber dana.
Masalahnya, soal capres itu soal elektabilitas calon. Tapi soal cawapres itu adalah soal kesepakatan elit partai. Airlangga harus memainkan tiga kartu AS itu untuk melobi.
Demikian dikatakan oleh Direktur CPI – LSI Denny JA Hanggoro Doso Pamungkas, dalam rilis terbarunya, 31 Juli 2023.
Hanggoro juga menjelaskan bahwa untuk Ganjar Pranowo, memerlukan penguatan cawapres secara teritorial.
“Untuk tambahan dukungan di Jawa Barat atau Jawa Timur mengemuka dua tokoh. Khofifah Indar Parawansa untuk di Jawa Timur. Ridwan Kamil (Kang Emil) untuk di Jawa Barat,” jelas Hanggoro.
Akan tetapi, jika Ganjar perlu penguatan cawapres soal isu ekonomi, maka mengemuka beberapa nama tokoh lain, seperti Menteri BUMN Erick Thohir, Menteri Parekraf Sandiaga Uno dan Menko Ekonomi Airlangga Hartarto.
Sementara itu, jika Prabowo perlu penguatan cawapres soal isu ekonomi, mengemuka beberapa nama yang potensial, yakni Airlangga Hartarto dan Erick Thohir.
“Cawapres Prabowo untuk isu ekonomi mengemuka dua tokoh. Airlangga Hartarto dan Erick Thohir. Dua tokoh ini, secara isu ekonomi sangat kuat,” papar Hanggoro.
Ia menekankan, Airlangga Hartarto memiliki nilai lebih seharusnya. Karena di samping ia memiliki kompetensi isu ekonomi, Ia juga merupakan Ketum Partai Golkar, partai terbesar nomor dua di Indonesia. Selain itu, Airlangga juga memiliki akses ke sumber dana.
“Tapi, jika menjadi Capres itu sangat ditentukan oleh elektabilitas, untuk menjadi Cawapres itu lebih besar dipengaruhi oleh lobi tingkat elit. Di titik ini, Airlangga Hartarto perlu lebih memainkan kartu AS-nya,” tekan Hanggoro.
Selain soal cawapres, rilis survey yang sama juga mengemukakan hasil survey terbaru LSI Denny JA yang menemukan bahwa jarak elektabilitas antara Prabowo Subianto dengan Ganjar Pranowo kini mencapai double digit, yakni 10,4 persen. Elektabilitas Prabowo tercatat sebesar 52 persen, sedangkan Ganjar 41,6 persen.
Menurut LSI Denny JA, jika dilihat dari survei sejak Januari, Mei, Juni dan Juli 2023, bisa terlihat tren elektabilitas Prabowo menanjak dan Ganjar turun-naik.
Selisih elektabilitas secara head-to-head antara Prabowo vs Ganjar juga semakin melebar. Pada Januari 2023 selisih 4,6 persen untuk keunggulan Ganjar.
“Sejak Mei 2023, keunggulan berbalik menjadi milik Prabowo dengan selisih 6,4 persen, Juni naik menjadi 7,2, dan Juli selisih semakin melebar menjadi 10,4 persen,” ujar Hanggoro.
Editor: B. J Pasaribu
(RuPol)