RUANGPOLITIK.COM-Fenomena baru terjadi di Eropa. Di mana ramai-ramai gereja kini kosong-melompong.
Di Belgia misalnya. Sejumlah gereja bahkan akan ditutup sementara kafe dan panggung hiburan ditambahkan.
“Menjadi hot spot budaya baru,” muat Associated Press (AP) menyebut nasib baru gereja bernama Hati Kudus di kota utara Brussel yang memiliki dua lusin gereja, dikutip Rabu (12/7/2023).
“Menjadi hotel mewah tempat bintang musik,” sebut media itu lagi menggambarkan gereja lain.
Eropa selama hampir dua milenium sebenarnya dikenal sebagai benua yang memelihara Kekristenan. Namun kini gereja, biara, dan kapel berdiri kosong dan semakin terbengkalai karena iman dan kehadiran di gereja yang menyusut selama setengah abad terakhir.
Fenomena ini, dilaporkan terlihat di sebagian besar jantung Kristen dari Jerman hingga Italia. Khusus Belgia, ini menjadi pemandangan di wilayah utara, termasuk Flanders yang memiliki beberapa katedral terbesar di dunia.
Sebuah studi tahun 2018 dari kelompok riset PEW menunjukkan, di Belgia dari 83% yang mengaku dibesarkan sebagai orang Kristen, hanya 55% yang masih menganggap diri mereka demikian. Sementara, hanya 10% orang Belgia yang masih menghadiri gereja secara teratur.
“Itu menyakitkan,” kata Keuskupan Antwerp- sebuah keuskupan gereka Katolik Belgia- Johan Bonny, dimuat laman yang sama.
“Saya tidak akan menyembunyikannya. Sebaliknya, tidak mungkin kembali ke masa lalu,” tegasnya.
Ia pun mengatakan sesuatu perlu dilakukan. Apalagi, saat ini, semakin banyak bangunan yang dulunya sakral digunakan kembali untuk apa saja mulai dari toko pakaian dan dinding panjat hingga klub malam (diskotik).
Sebenarnya, pemerintah setempat punya dalih sendiri. Walikota Mechelen, kota di utara Belgia dengan dua lusin gereja, menyebut hal tersebut dilakukan untuk pemeliharaan gereja itu sendiri.
Pemeliharaan gereja menguras keuangan. Bila tak tertata, itu akan merusak kota.
“Di kota saya, kami memiliki tempat pembuatan bir di gereja, kami memiliki hotel di gereja, kami memiliki pusat budaya di gereja, kami memiliki perpustakaan di gereja. Jadi kami memiliki banyak tujuan baru untuk gereja-gereja,” kata wali kota Mechelen, yang juga seorang pendeta Flemish- kelompok berbahasa Belanda di Belgia- Bart Somers.
“Di hotel, orang tidur di gereja, mungkin berhubungan seks di gereja. Jadi Anda bisa mengatakan, secara etis, apakah memiliki hotel di gereja adalah ide yang bagus? Saya tidak memiliki banyak keraguan,” ujarnya.
“(Tapi), saya lebih peduli tentang nilai arsitektur yang sebenarnya,” tegasnya.
Namun Bonny menegaskan repurposing yang paling sukses dan memuaskan seharusnya tak seperti itu. Gereja sebaiknya diserahkan ke komunitas Kristen lainnya, baik itu Koptik atau Eropa Timur.
EDITOR: Adi Kurniawan
(RuPol)