Kasus-kasus tewasnya sejumlah jurnalis di atas adalah pengingat bahwa upaya membawa kebenaran kepada publik tidak selalu tanpa risiko
RUANGPOLITIK.COM —Kebebasan pers merupakan salah satu fondasi penting bagi sebuah masyarakat yang demokratis. Jurnalis berperan sebagai penjaga kebenaran dan mengusahakan agar rahasia-rahasia tersembunyi terungkap kepada publik.
Namun, sayangnya, dalam beberapa kasus yang tragis, jurnalis yang berani mengusut berita kejahatan dan korupsi malah menjadi target kekerasan yang mengerikan.
Dalam artikel ini, RuPol akan mengangkat kisah lima jurnalis yang telah kehilangan nyawa mereka karena ketekunannya dalam mengungkap tabir kebenaran.
1. Daphne Caruana Galizia (Malta)
Galizia adalah seorang jurnalis investigasi Malta yang terkenal karena mengungkap korupsi politik dan kejahatan keuangan.
Pada 16 Oktober 2017, mobil jurnalis Galizia diledakkan oleh sebuah bom yang dipasang di bawah kendaraannya. Sebelum tewas dibunuh, ia diketahui sedang mengungkap keterlibatan tokoh-tokoh politik Malta dalam praktek korupsi.
Kematian tragisnya memicu kecaman internasional dan meningkatkan kepedulian terhadap kebebasan pers di Malta.
2. Anna Politkovskaya (Rusia)
Politkovskaya merupakan jurnalis asal Rusia yang dikenal karena laporan investigatifnya tentang pelanggaran hak asasi manusia di Checnya. Pada 7 Oktober 2006 silam, sang wartawan ditemukan tewas di kediamannya dengan sejumlah luka tembak di kepala.
Sebelum tewas, ia menerima banyak teror ancaman pembunuhan akibat dari kerja jurnalistiknya yang mengungkap pelanggaran yang dibuat elite politik.
Pembunuhan Politkovskaya menjadi simbol ketidakamanan yang dihadapi para jurnalis di Rusia.
3. Javier Valdez Cardenas (Meksiko)
Dia adalah jurnalis Meksiko yang selama karirnya mendalami isu narkotika dan kekerasan di negaranya.
Namun, pada 15 Mei 2017 ia ditembak mati di Sinaloa oleh sekelompok oknum yang ‘terganggu’ dengan kerja jurnalistiknya yang mencoba membongkar kasus narkotika.
Cardenas adalah salah satu pendiri surat kabar Riodoce yang dikenal karena laporan investigatifnya tentang kartel narkoba.
Kematian brutalnya menyoroti bahaya yang dihadapi wartawan yang berani mengungkap kebenaran di negara-negara yang dilanda konflik narkoba akut.
4. Jamal Khashoggi (Arab Saudi)
Selama kariernya di dunia pers, Khashoggi menjadi kritikus paling keras terhadap rezim Arab Saudi.
Pada 2 Oktober 2018, sesaat dia masuk ke Konsulat Saudi di Istanbul, Turki, jurnalis tersebut tidak pernah keluar lagi. Diduga dia dibunuh oleh cara-cara keji.
Penyelidikan polisi menyebut bahwa dia dibunuh di dalam konsulat Istanbul oleh ‘tim’ pembunuh Saudi yang sebelumnya sudah direncanakan.
Khashoggi adalah salah satu contoh paling populer dari serangan terhadap kebebasan pers dan hak asasi manusia di negeri ‘unta’ tersebut.
5. Gauri Lankesh (India)
Gauri Lankesh adalah jurnalis berkebangsaan India yang memainkan peran penting melawan fanatisme hindu dan kekerasan komunal.
Akan tetapi, karena kerja junalistiknya yang berani tersebut, pada 5 September 2017, Gauri ditembak mati di depan rumahnya di Bengaluru oleh pelaku yang tidak suka dengan tulisan-tulisannya
Selama hidupnya, jurnalis Lankesh telah mengungkap banyak kasus korupsi dan kejahatan yang membuatnya menjadi sasaran para ektremis.
Tak pelak, keberanian jurnalis guna mengusut kejahatan dan korupsi terkadang berujung pada kematian mereka sendiri. Kasus-kasus tewasnya sejumlah jurnalis di atas adalah pengingat bahwa upaya membawa kebenaran kepada publik tidak selalu tanpa risiko.
Editor: B. J Pasaribu
(RuPol)