RUANGPOLITIK.COM-Potret Presiden Rusia Vladimir Putin memegang Alquran membuat heboh dan gempar dunia. Foto-foto tersebut bahkan muncul di sejumlah baliho di kota-kota di negara Arab, Lebanon.
Setidaknya ada dua foto yang beredar, mengutip Sputnik. Salah satu foto memperlihatkan bagaimana pemimpin 70 tahun itu mendekap Alquran di dadanya.
Menurut kepala Kantor Roslivan untuk Kerjasama Rusia-Lebanon, pihaknya sengaja menyelenggarakan kampanye itu. Di mana Rusia dijadikan contoh, negara di dunia yang memperlakukan Alquran dengan mulia.
“Bagaimana agama harus diperlakukan dengan latar belakang pembakaran Alquran di Swedia,” katanya, dikutip Senin (10/7/2023).
Dijelaskan bahwa foto di baliho itu merupakan gambar asli, saat Putin menerima salinan Alquran selama kunjungannya ke Masjid Juma di Derbent di Dagestan, Rusia, 28 Juni.
Dikatakan pula bahwa Alquran itu merupakan hadiah dari Mekkah, Arab Saudi. Pada kesempatan yang sama, Putin mengecam pembakaran ke kitab suci itu yang kerap terjadi di beberapa negara.
“Putin menekankan bahwa tidak menghormati Alquran adalah kejahatan di Rusia, tidak seperti beberapa negara lain,” tulis media itu.
Sebenarnya di Rusia, insiden pembakaran kitab suci umat Islam itu sempat terjadi awal 2023. Ini dilakukan oleh seorang warga kota Volgograd, Rusia, bernama Nikita Zhuravel.
Ia ditahan Mei lalu. Dirinya membakar Alquran di depan sebuah masjid.
Tindakan itu memprovokasi negara bagian Chechnya yang mayoritas Muslim, di mana ribuan orang memprotes hal itu. Komite Investigasi Rusia mengklaim bahwa terdakwa mengaku bertindak karena dibayar 10.000 rubel.
Pelakunya, tuding lembaga itu, badan intelijen Ukraina. Akibatnya, Menteri Kehakiman Rusia Konstantin Chuichenko memutuskan, Zhuravel harus dikirim untuk menjalani hukumannya di salah satu lembaga pemasyarakatan yang terletak di wilayah dengan mayoritas penduduk Muslim.
Putusan atas kasus Zhuravel belum dijatuhkan. Meski begitu situs web Caucasian Knot mengutip seorang pengacara, Galina Tarasova, yang menjelaskan bahwa menurut undang-undang, kasus pidana harus dievaluasi di tempat kejahatan dilakukan.
“Pria itu dikirim ke wilayah di mana, karena keadaan kasus ini dan kekhususan wilayah tersebut. Ada risiko penyiksaan bahkan nyawa Zhuravel,” kata pengacara lain, Ekaterina Vanslova.
Beredarnya foto baliho Putin dan Al-quran juga muncul saat pembakaran Al-quran juga kerap terjadi di Swedia. Rusia sendiri mengecam pembakaran itu.
Terbaru di Swedia, pria berusia 37 tahun bernama Salwan Momika membakar Al-quran saat Idul Adha berlangsung. Pengungsi keturunan Irak itu menyebut tindakannya demokrasi.
Insiden tersebut memicu kecaman segera dari negara-negara termasuk Amerika Serikat (AS), Yordania, Iran, dan Uni Emirat Arab (UEA). Mereka menyatakan rasa marah akibat serangkaian pembakaran Alquran yang terus berlanjut di negeri itu.
EDITOR: Adi Kurniawan
(RuPol)