Hal itu disampaikan Jokowi ketika hadir di peringatan satu dekade simpatisan Barisan Relawan Jokowi Presiden (Bara JP) di Bogor, Minggu (18/6).
RUANGPOLITIK.COM —Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengatakan penanganan pandemi Covid-19 merupakan pekerjaan terberatnya selama memimpin pemerintahan sejak 2014.
Dia menyebut pemerintah berhadapan pada tanda tanya besar karena tak tahu kapan berakhir dan mesti diselesaikan menggunakan cara apa.
Hal itu disampaikan Jokowi ketika hadir di peringatan satu dekade simpatisan Barisan Relawan Jokowi Presiden (Bara JP) di Bogor, Minggu (18/6).
“Dalam hampir 10 tahun ini kita bekerja, memang yang paling berat menghadapi Covid-19. Betul-betul kita enggak tahu berakhirnya kapan, diselesaikan dengan cara apa dan sangat kuatnya ini sampai berapa bulan berapa tahun, enggak tahu,” ujar Jokowi seperti dilansir dari Antara.
Kebingungan ini dikatakan bukan cuma terjadi di Indonesia saja. Negara-negara besar lain juga mengalaminya karena nyaris semuanya tak punya pengalaman menanggulangi pandemi.
Jokowi mengatakan bersyukur Indonesia yang sempat panik sebab sulit mendapatkan masker pada masa awal pandemi mampu melewati situasi termasuk menyediakan 452 juta dosis vaksin Covid-19 ke masyarakat.
“Inilah negara kita kalau sudah memiliki kemauan semua bekerja bisa diselesaikan,” kata Jokowi.
Jokowi memaparkan pencapaian vaksinasi seiring hasil pemeriksaan yang menunjukkan 98 persen penduduk sudah punya antibodi Covid-19.
“Entah dari suntikan vaksin atau mungkin sudah (memiliki antibodi) karena tertular secara alami,” ucap dia.
Jokowi juga menyinggung tentang perekonomian Indonesia yang bertahan saat pandemi, dia menyebut hal ini terbaik di antara negara-negara G20.
“Kita tahun kemarin tumbuh 5,3 persen. Tinggi sekali. Kuartal pertama tahun ini tumbuh 5,03 persen. Inflasi kita juga berada di angka 4 persen, artinya harga-harga bisa dikendalikan,” ujar Jokowi.
Negara di Eropa, kata Jokowi, ada yang mengalami lonjakan harga sampai 700 persen. Sedangkan di Indonesia pengendalian cukup membantu meringankan beban masyarakat tak seberat negara lain.
“Ada satu negara Eropa yang perdana menterinya baru ke sini, saya enggak sebut, naik 700 persen. Tujuh kali. Kita naik 10-20 persen, 2015 kita naik 30 persen itu demo enggak rampung-rampung, bayangkan kalau 700 persen,” kata Jokowi.
Editor: B. J Pasaribu
(RuPol)