Lelaki yang menjabat Gubernur Jawa Tengah itu mengaku telah kenal dekat dengan Jokowi sejak menjabat Wali Kota Solo.
RUANGPOLITIK.COM —Bakal calon presiden yang diusung PDIP, Ganjar Pranowo menilai pernyataan Presiden Joko Widodo (Jokowi) soal cawe-cawe dalam koridor hak politiknya sebagai kader partai.
Jokowi sebelumnya saat bertemu para pimpinan redaksi media massa dan kreator konten di Istana Negara pada Senin, 29 Mei 2023, mengaku akan tetap cawe-cawe dalam Pilpres 2024 mendatang.
“Artinya kalau soal cawe-cawe sebagai kader partai, pasti beliau akan cawe-cawe karena punya hak politik. Tapi kalau cawe-cawe yang selama ini diartikan akan mengintervensi politik dalam arti keseluruhan yang kemudian menjadi tidak fair, saya kira itu tidak akan terjadi,” kata Ganjar di Rumah Aspirasi Relawan Ganjar Presiden, Jalan Diponegoro, Jakarta, pada Kamis, 1 Juni 2023.
“Jadi saya sangat percaya beliau sedang menggunakan hak politiknya sekaligus sebagai kader partai,” ujarnya lagi.
Lelaki yang menjabat Gubernur Jawa Tengah itu mengaku telah kenal dekat dengan Jokowi sejak menjabat Wali Kota Solo. Jokowi, menurut Ganjar paham pada azas dan taat aturan main. Ia menampik anggapan Presiden Jokowi melakukan intervensi politik.
“Pak Jokowi mentor saya dalam pemerintahan. Dia presiden, saya gubernur. Saya kenal beliau sejak jadi wali kota, kita tim sukses beliau di gubernur, tim sukses di pilpres, dan kami dekat sekali,” ujarnya.
Saat mengadakan pertemuan dengan sejumlah pemimpin redaksi media massa dan kreator konten di Istana Negara, Jokowi mengaku akan tetap cawe-cawe dalam urusan politik Pilpres 2024 tetapi masih dalam koridor aturan. Jokowi bilang kalau hal tersebut dilakukannya demi bangsa dan negara. “Demi bangsa dan negara, saya akan cawe-cawe (ikut berperan), tentu saja dalam arti yang positif,” kata Jokowi.
“Saya tidak akan melanggar aturan, tidak akan melanggar undang-undang,” ujarnya.
Menurut Jokowi, Pemilu 2024 menjadi krusial bagi Indonesia. Mantan Gubernur DKI Jakarta itu bilang, Indonesia hanya punya waktu 13 tahun ke depan untuk menjadi negara maju.
Maka dari itu, dibutuhkan pemimpin yang yang dapat menjadikan Indonesia negara maju pada 2030 mendatang.
“Tolong dipahami ini demi kepentingan nasional, memilih pemimpin pada 2024 sangat krusial penting sekali, harus tepat dan benar,” kata Jokowi.
“Karena itu saya cawe-cawe. Saya tidak akan netral karena ini kepentingan nasional,” ujar Jokowi.
Editor: B. J Pasaribu
(RuPol)