RUANGPOLITIK-Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan bahwa kinerja ekspor Indonesia periode April 2023 mengalami penurunan, Turunnya ekspor ini disebabkan karena anjloknya harga ekspor nonmigas yang mengalami penurunan tajam.
Dia menyebutkan periode Januari- April 2023 nilai ekspor tercatat US$ 86,4 miliar atau turun 7,6%. “Ekspor Indonesia Januari-April 2023 mencapai US$ 86,4 miliar turun 7,6% dibandingkan Januari-April 2022,” ujar dia dalam konferensi pers APBN KiTa, Senin (22/5/2023).
Dalam paparannya, ekspor Indonesia selama Januari sampai April 2023 mencapai US$ 86,4 miliar, angka itu juga turun 7,6% dibandingkan Januari sampai April 2022.
Menkeu menyebut, meski mengalami penurunan dari sisi angka volume ekspor Indonesia disebut tetap positif. Volume ekspor Indonesia tumbuh.
“Dilihat ekspor non migas 10 produk terbesar volumenya naik 20,7% namun ekspor growth nominal turun 2,51%,” ujarnya.
Lebih lanjut Menkeu menjelaskan, penyebab utama dari penurunan ekspor ini adalah anjloknya harga ekspor non migas kita mengalami penurunan yang cukup tajam, sehingga bisa bisa mengeliminasi pertumbuhan ekspor Indonesia.
Dari sisi harga, Sri Mulyani mengatakan semua penurunan harga komoditas memang mempengaruhi APBN Indonesia, terutama harga energi dan pangan. Penurunan harga itu terjadi pada harga batu bara, minyak bumi, CPO, gandum, kedelai, dan jagung.
“Harga komoditas terutama energi dan pangan melanjutkan penurunan harga-harga akan terlihat pada ekspor kita, mulai gas, harga batu bara dan minyak bumi, CPO, gandum, kedelai, jagung,” ungkapnya.
“Semuanya mengalami koreksi tren penurunan. penurunannya paling besar CPO sampai 60% kemudian natural gas, minyak turun 93%,” tutupnya.
Editor: Adi Kurniawan
(RuPol)