Upaya tersebut ditanggapi oleh pemimpin RSF, Mohamed Hamdan Dagali atau Hemedi. Ia berharap pembicaraan yang dilakukan akan mencapai tujuan untuk memberikan koridor perjalanan yang aman bagi warga sipil.
RUANGPOLITIK.COM —Kondisi di Sudan memanas dengan adanya negosiasi yang dilakukan oleh Amerika Serikat dan Arab Saudi. Padahal, sebelumnya mereka bersepakat untuk melakukan gencatan senjata sejak Sabtu, 6 Mei 2023 waktu setempat dan akan berlangsung selama 72 jam.
Amerika Serikat dan Arab Saudi melakuken negosiasi untuk mengakhiri konflik di Sudan antara paramiliter Pasukan Dukungan Cepat (RSF) dengan militer negara tersebut. Namun, ketika kedua negara tersebut melakukan upaya perdamaian, pihak-pihak yang bertikai berujar jika mereka hanya akan membahas jeda kemanusiaan, bukan negosiasi untuk mengakhiri konflik.
Upaya tersebut ditanggapi oleh pemimpin RSF, Mohamed Hamdan Dagali atau Hemedi. Ia berharap pembicaraan yang dilakukan akan mencapai tujuan untuk memberikan koridor perjalanan yang aman bagi warga sipil.
“Kami berjanji akan menangkap atau membunuh pemimpin militer Sudan, Abdel Fattah al-Burhan,” jara Hemedi.
Dilansir RuPol dari Reuters, disebutkan ada bukti di lapangan bahwa kedua pihak tidak mau berkompromi untuk mengakhiri pertumpahan darah. Akibatnya konflik yang terjadi, banyak daerah di Sudan menjadi meda perang.
Salah satu daerah yang menjadi medan perang yaitu ibbu kota Sudan, Khartoum. Sejak pertengahan April 2023, sudah banyak korban berjatuhan akibat konflik tersebut.
Sebanyak 550 orang meninggal dunia, ribuan orang lainnya mengalami luka-luka. Sementara itu, ada sekira 100 ribu orang yang harus mengungsi ke luar negeri.
Sebelumnya, diberitakan jika toritas Antarpemerintah untuk Pembangunan mengusulkan untuk menambah durasi gencatan senjata selama sepekan. Usulan tersebut disetujui militer Sudan.
Namun, hal tersebut berbeda dengan RSF. Pasalnya, RSF tidak menyebutkan usulan gencatan selama sepekan dalam pernyataan mereka.
Meskipun demikian, RSF menyetujui adanya gencatan senjata pada Jumat, 5 Mei 2023. Seharunya, tidak ada senjata yang diluncurkan hingga Selasa, 9 Mei 2023 tengah malam waktu setempat jika perjanjian mengenai gencatan senjata tersebut dilaksanakan.
Editor: B. J Pasaribu
(RuPol)