RUANGPOLITIK.COM— Viralnya kritikan pegiat medsos TikToker Bima Yudho Saputro atas pembangunan infrastruktur di Provinsi Lampung membuat pejabat pemerintah setempat merasa terganggu. Bahkan tak hanya itu, dalam akun TikToknya, Bima menyampaikan jika orangtuanya juga mendapat intimidasi atas kritik kerasnya tersebut. Ia juga harus berhadapan dengan hukum.
Ia mengeluh kantor ibunya didatangi polisi gara-gara ia mengkritik infrastruktur dan jalanan rusak di Lampung. Melansir dari berbagai sumber, salah satu konten kritiknya yang nyelekit di TikTok bertajuk, “Alasan Lampung Tidak Maju-maju.”
Melalui akun TikToknya, Bima membagikan kondisi jalan di Lampung yang berlubang dan sulit dilewati kendaraan. Setelah videonya yang mengkritik pembangunan di Lampung viral, ia sempat dilaporkan oleh ke polisi oleh seorang warga Lampung yang tidak senang dengan videonya itu.
Hal ini direspon oleh Wakil Ketua Komisi III DPR RI Ahmad Sahroni dan meminta agar Kapolri langsung menjamin kasus ini diselesaikan dan tidak ada yang coba-coba menyentuh Bima dan keluarga.
“Saya minta Pak Kapolri dan seluruh jajaran yang di bawah untuk tidak melanjutkan kasus ini. Pastikan seluruh anggota Bapak, baik itu di Polda, Polres, mau pun Polsek, tidak ada yang berani ancam Bima dan keluarga. Sebab saya rasa kritik yang disampaikan Bima masih di dalam koridor yang benar, jadi tidak usah ada intervensi hukum berlebih. Ingat, masyarakat sedang memantau segala keputusan dari Polri,” ujar Sahroni pada wartawan, Minggu, (16/4/23).
Sahroni juga berharap Pemprov Lampung lebih terbiasa menerima kritik dari masyarakat, terutama anak muda. Selama kritiknya masih berlandaskan fakta yang ada, sebaiknya direspons dengan bijak. Sebab, Sahroni melihat keresahan Bima ternyata turut menjadi keresahan sebagian besar masyarakat Lampung.
“Pemerintah daerah, khususnya Pemprov Lampung yang sedang mendapat sorotan, harus lebih terbiasa menerima kritik. Sebab walaupun beberapa bahasa penyampaiannya kurang layak, namun kritiknya itu berbasis data dan fakta di lapangan. Jadi Pemprov Lampung sudah sepatutnya mendengar kritik yang membangun ini, ajak kolaborasi kalau perlu,” kata Sahroni.
Masukan ini Sahroni berikan lantaran dirinya kecewa dengan informasi yang beredar bahwa sebelumnya orangtua Bima sempat ditegur dan dimarahi oleh Gubernur Lampung Arinal Djunaidi. Sahroni merasa sikap tersebut tidak mencerminkan pemimpin daerah yang bijak. Apalagi, kritik yang disampaikan Bima dan masyarakat Lampung, menurut Sahroni, sesuai dengan fakta di lapangan.
“Saya dengar ayahnya (Bima) sempat ditegur oleh Gubernur (Arinal Djunaidi). Tentu saya sangat menyayangkan hal tersebut. Harusnya Gubernur justru berterima kasih dan beri apresiasi. Karena kalau saya lihat fakta yang ada, jalanan dan infrastrukturnya memang masih memprihatinkan. Terlebih banyak masyarakat Lampung yang dukung kritikan Bima, ya berarti (kritikannya) benar,” tukasnya.
Editor: Ivo Yasmiati
(RuPol)