Pertemuan yang berlangsung dalam rangka untuk memperingati 50 tahun hubungan diplomatik Indonesia-Korea Selatan itu pun dilakukan juga untuk memperkuat kerja sama investasi dan bisnis antara kedua negara
RUANGPOLITIK.COM —Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan belum lama ini melakukan pertemuan bilateral dengan Wakil Perdana Menteri sekaligus Menteri Keuangan Korea Selatan Choo Kyung-Ho di Korea Selatan pada Kamis, 23 Maret 2023.
Dalam pertemuan tersebut, Luhut dan Choo Kyung-Ho membahas sejumlah hal. Salah satunya mengenai Visa on Arrival untuk warga negara Indonesia (WNI). Diketahui, Luhut meminta pemerintah Korea Selatan untuk dapat mempertimbangkan penerapan kebijakan Visa on Arrival bagi WNI yang hendak pergi ke negeri ginseng tersebut dengan e-paspor.
“Dalam hal ini, kami ingin membahas kemungkinan Korea untuk mempertimbangkan penerapan kebijakan Visa on Arrival bagi WNI yang bepergian dengan paspor elektronik (e-paspor), karena Indonesia sudah mendapatkan fasilitas ini dari Jepang,” ujarnya dalam keterangan resmi di Jakarta, dikutip pada Minggu, 26 Maret 2023.
Menurut Luhut, kemudahan perjalanan bagi wisatawan WNI maupun Korea Selatan untuk melakukan pertukaran kunjungan, baik untuk liburan, bisnis, atau pekerjaan merupakan hal yang sangat penting. Oleh karenanya, Luhut mengharapkan agar Korea Selatan mempertimbangkan mengenai visa tersebut.
Pertemuan yang berlangsung dalam rangka untuk memperingati 50 tahun hubungan diplomatik Indonesia-Korea Selatan itu pun dilakukan juga untuk memperkuat kerja sama investasi dan bisnis antara kedua negara. Tak hanya membahas soal visa, dalam pertemuan tersebut, Indonesia dan Korea Selatan juga membahas soal industri kendaraan listrik.
Luhut menyebutkan bahwa kerja sama antara Indonesia dan Korea Selatan di berbagai investasi perlu ditingkatkan, termasuk di bidang pengembangan industri kendaraan listrik (Electric Vehicle/EV).
“Kita perlu melanjutkan perbincangan kita untuk memfasilitasi investasi perusahaan Korea dalam membangun seluruh rantai produksi EV di Indonesia, dengan memanfaatkan sumber daya alam yang melimpah yang kita miliki,” katanya kepada awak media.
Adapun, jurusan yang dimaksudkan tersebut di antaranya seperti ilmu material, teknik kimia dan jurusan lainnya, dengan skema pembiayaan berupa beasiswa, baik yang ditawarkan dari pihak Korea Selatan maupun Indonesia.
Editor: B. J Pasaribu
(RuPol)