RUANGPOLITIK.COM — Di tengah rumor bakal ada perombakan kabinet atau reshuffle pada Rabu Pon, Ketua Umum Partai Perindo Hary Tanoesoedibjo mengundurkan diri sebagai Direktur Utama PT MNC Digital Entertainment Tbk. Sementara 2 menteri dari Partai NasDem absen dalam rapat bersama Presiden Jokowi.
Tidak ada penjelasan resmi keterkaitan pengunduran diri Haryu Tanoesoedibjo itu dengan kabar reshuffle baik dari pihak Istana maupun MNC Group, tapi di medsos kedua hal itu disebut banyak netizen sebagai “kode keras”.
Yang pasti, berdasar laporan informasi dan fakta materil MNC Digital yang ditandatangani oleh Direktur MNC Digital, Ella Kartika dan Dewi Tembaga, surat pengunduran diri Hary Tanoesoedibjo sudah diajukan sejak 26 Januari 2023.
Laporan tersebut menyampaikan, pengunduran diri ini dilakukan guna memenuhi ketentuan Pasal 6 Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 33/POJK.04/2014 tentang Direksi dan Dewan Komisaris Emiten atau Perusahaan Publik, yang menerapkan pembatasan terhadap jabatan direksi.
“Menerapkan pembatasan bagi direksi perusahaan publik untuk menjabat sebanyak-banyaknya pada 2 perusahaan publik,” bunyi laporan tersebut.
“Maka pada tanggal 26 Januari 2023, perseroan telah menerima surat pengunduran diri Bapak Hary Tanoesoedibjo dari jabatan Direktur Utama Perseroan,” tambah laporan tersebut.
Hary Tanoesoedibjo merupakan pendiri MNC Group dan hingga saat ini masih menjabat sebagai Chairman PT MNC Investama Tbk, dahulu PT Bhakti Investama Tbk.
Dua menteri dari Partai NasDem, Syahrul Yasin Limpo dan Siti Nurbaya Bakar, tidak terlihat saat Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengumpulkan sejumlah menteri dan pejabat negara, Selasa (31/1/2023).
Bahkan, Syahrul Yasin Limpo selaku Menteri Pertanian tak hadir saat rapat internal membahas masalah beras.
Justru, yang terlihat hadir adalah Menteri Perdagangan, Zulkifli Hasan; Kepala Badan Urusan Logistik (Bulog), Budi Waseso; dan Kepala Badan Pangan Nasional, Arief Prasetyo.
Meski demikian, Budi Waseso mengatakan hanya ia, Zulkifli Hasan, dan Arief Prasetyo yang memang diundang ke Istana Negara untuk membahas soal beras.
Ia mengaku tak tahu mengapa Syahrul Yasin tak turut diundang dalam rapat internal tersebut.
“Orang yang diundang saya cuma bertiga urusan beras, ya ini kan masalah penyaluran operasi pasar Mendag itu stabilisasi saya pelaksananya, Pak Arief itu yang ngitung neracanya,” kata Budi Waseso, Selasa.
Menurut Direktur Eksekutif Indonesia Political Opinion (IPO), Dedi Kurnia Syah, ketidakhadiran Syahrul Yasin Limpo menjadi pertanda Menteri Pertanian ini masuk dalam radar reshuffle.
Padahal, menurut Dedi, Syahrul Yasin harusnya hadir karena rapat internal yang digelar membahas soal beras.
“Memang seharusnya SYL ada dalam rapat jika pembahasannya adalah beras, ia bertanggung jawab soal itu,” kata Dedi kepada Tribunnews.com, Selasa.
“Bisa saja ini menandai jika SYL masuk radar reshuffle, terlebih beberapa hal memang Mentan terlihat mengecewakan,” lanjutnya.
Selain Syahrul Yasin Limpo, Siti Nurbaya Bakar selaku Menteri Kehutanan dan Lingkungan Hidup (LHK) juga tidak terlihat di Istana. Padahal ada rapat internal yang membahas soal kehutanan. Justru yang hadir adalah Pejabat Kementerian LHK, Wamen LHK Alue Dohong. Saat ditanya mengenai ketidakhadiran Siti Nurbaya, Alue Dohong mengaku tidak mengetahuinya.
Editor: Ivo Yasmiati
(RuPol)