RUANGPOLITIK.COM — Langkah Anies Baswedan sebagai calon presiden 2024 kian terjal. Bagaimana tidak, Gerindra sebagai partai pengusung Anies saat berlaga di Pilkada DKI Jakarta menagih komitmen Anies untuk tak maju Pilpres jika Prabowo Subianto ikut maju dalam kompetisi tersebut.
Ternyata antara Prabowo dan Anies sudah ada kesepakatan sebelumnya. Fakta ini diungkapkan oleh Wakil Ketua Dewan Pembina Gerindra Sandiaga Uno yang juga maju sebagai Cawagub DKI Jakarta mendampingi Anies.
Sandiaga menyebut bukti perjanjian tersebut berada di Waketum Partai Gerindra Fadli Zon. Hal ini disampaikannya saat berbincang dengan Akbar Faisal di channel Youtube miliknya, Minggu (29/1/2023).
Dalam dialog tersebut Akbar Faisal bertanya soal beredarnya potongan video Anies bicara tak akan maju pilpres jika Prabowo juga maju sebagai capres. Akbar mempertanyakan apakah perjanjian atau kesepakatan itu tertulis maupun tidak tertulis.
“Tertulis dan untuk episode itu, saya mengusulkan Bang Akbar, mengundang Fadli Zon. Karena dia yang mendraf dan menulis tangan,” kata Sandiaga menjawab Akbar Faisal.
Sandi ingat yang menulis draf perjanjian itu Fadli Zon, lalu diteken bersama tiga pihak.
“Iya, dan menurut saya Bang Akbar bisa mengundang dia. Karena dia, pasti ingatlah, karena dia yang menulis, yang kita tanda tangani bertiga,” ujar Sandiaga.
Sehingga, yang tepat untuk menceritakan perjanjian Prabowo dan Anies adalah Fadli Zon.
“Karena dia yang, terus terang waktu itu sempat kebuntuan. Sosok Fadli Zon itu yang mungkin cukup sentral, akhirnya melihat, merumuskan, dan meramu dari tiga kubu itu. Waktu itu kan ada saya, Pak Prabowo, dan Pak Anies, dan dia yang meramu itu dalam sebuah perjanjian yang dia tulis tangan sendiri,” ucapnya.
Kesepakatan itu bermula saat Anies dan Sandiaga maju Pilgub DKI Jakarta 2017 hingga langkah politik ke depan.
“Termasuk juga berkaitan dengan, karena itu kan di awal koalisi, dan di awal penentuan paslon kan. Jadi juga melingkupi tahapan-tahapan ke depan. Jadi saat itu, saat sendiri tidak megang copy-nya. Kalau tidak salah ada di brankasnya Pak Fadli apa Pak Prabowo ya ha-ha-ha-ha,” sebut Sandiaga.
Gerindra Sindir Anies Seperti Kacang Lupa Kulit
Politisi partai Gerindra Andre Rosiade menyentil Anies Baswedan tidak sowan kepada Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto saat hendak maju sebagai calon presiden di Pilpres 2024.
Padahal Gerindra mengklaim memberikan modal ke Anies untuk bertarung melawan petahana Basuki T Purnama atau Ahok saat Pilkada DKI Jakarta 2017 silam.
“Saya dapat informasi enggak (ditemui), mungkin lupa kali ya, tapi enggak apa apa,” ujar Andre, Selasa (15/11/2022).
Sekretaris Jenderal Partai Gerindra, Ahmad Muzani menanggapi Partai Nasdem yang mendeklarasikan Anies Baswedan sebagai calon presiden (capres).
“Sekarang yang diminta Pak Prabowo kepada para kader adalah jangan pernah berpikir kebaikan yang kita lakukan akan mendapatkan kebaikan yang sama,” ujar Muzani di Gedung Nusantara III, Kompleks Parlemen, Jakarta, Kamis (6/10/2022).
Prabowo berpesan, Tuhan akan membalas kebaikan kader Partai Gerindra yang memenangkan Anies pada pemilihan gubernur DKI Jakarta pada 2017. Mengingat Anies kini sudah mendeklarasikan diri menjadi capres.
“Lupakan terhadap semua kebaikan yang sudah kita berikan kepada masyarakat kepada rakyat dan kepada bangsa karena sudah terlaku besar bangsa dan rakyat kita memberi kebaikan kepada kita,” ujar Muzani.
“Nanti biar Allah yang membalas kebaikan-kebaikan kita itu pesan pak Prabowo,” sambungnya.
Pengamat: Anies Bukan Pengkhianat, Prabowo Nyapres Selalu Gagal
Menurut pengamat politik dan pakar Hukum Tata Negara Refly Harun mengatakan, tudingan Anies Baswedan mengkhianati Prabowo Subianto bukanlah kesalahan dari Anies. Menurutnya, masalahnya justru ada di Prabowo itu sendiri.
“Persoalannya adalah kesalahan bukan pada Anies, tapi pada Prabowo yang selalu menginginkan menjadi calon presiden. Tidak memberikan kesempatan kepada orang lain,” kata Refly di kanal Youtube pribadinya dikutip Minggu (11/12/2022).
Refly mengatakan, Prabowo telah menjadi bakal calon presiden selama empat kali dalam jejak sejarah pilpres. Kemudian, ditambah dengan satu kali pilpres ketika dia menjadi calon wakil presiden Megawati Soekarnoputri lantaran tak berhasil mencukupi presidential threshold.
“Jadi, justru yang tidak etis menurut saya adalah Prabowo Subianto itu yang harus kita lihat ya,” katanya.
“Ini ada tapinya. Saya pribadi mendukung siapa pun anak bangsa yang memang siap menjadi calon presiden. Yang saya sesalkan justru presidential threshold yang kemungkinan Anies bisa menjadi korban,” bebernya lagi.
Prediksi Basis Prabowo Ditelikung Anies
Direktur Lingkar Madani Indonesia sekaligus pengamat politik Ray Rangkuti menyebut Prabowo Subianto bisa menjadi faktor penghalang Anies Baswedan mendapatkan suara lebih di Pemilu 2024.
“Prabowo akan menjadi faktor penghalang untuk Anies mendapatkan suara lebih,” kata Ray.
Ia juga membayangkan dua skenario dalam Pemilu 2024 dengan tiga capres dan dua capres. Tiga capres, yakni Anies Baswedan, Ganjar Pranowo, Prabowo Subianto. Namun, jika dua pasangan yang maju maka hanya Anies dan Ganjar, sedangkan Prabowo masuk di antara keduanya.
Ray menilai, Ganjar lebih berpotensi maju ketimbang Anies dan Prabowo. Namun, jika ketiganya maju maka ada dua putaran.
Sementara itu, Direktur Eksekutif Lembaga Survei Indonesia (LSI) Djayadi Hanan menganalisis peningkatan elektabilitas bakal calon presiden (capres) Partai NasDem Anies Baswedan. Elektabilitas Anies bahkan menggeser posisi Prabowo Subianto.
“Pemilih Prabowo masih mayoritas memilih Prabowo tapi mungkin sekitar 40 persenan (beralih ke Anies),” kata Djayadi.
Djayadi mengatakan selama 2014-2019 Anies dianggap satu kubu dengan Prabowo. Sehingga orang yang memilih Anies banyak dari pemilih Prabowo di 2019.
“(Elektabilitas) Prabowo cenderung stagnan karena memang popularitasnya sudah mentok dan suaranya banyak diambil Anies,” pungkasnya.
Editor: Ivo Yasmiati
(RuPol)