RUANGPOLITIK.COM — Langkah kunjungan partai NasDem ke Sekretariat Bersama koalisi Gerindra-PKB yang baru saja diresmikan oleh Prabowo Subianto dan Muhaimin Iskandar memantik spekulasi publik.
Bagaimana tidak ditengah isu gonjang-ganjing hubungan di Koalisi Perubahan yang masih tarik ulur membuat spekulasi NasDem sedang berniat pindah haluan santer terdengar.
Bahkan sikap politik ini meski diembeli dengan ‘silaturrahimi’ tetap membuka peluang jika NasDem mencoba untuk mencari aternatif dukungan untuk memenangkan Anies Baswedan.
Menurut Wakil Ketua Umum (Waketum) Partai Nasdem Ahmad Ali mengatakan bahwa kunjungan ke Sekretariat Bersama (Sekber) Partai Gerindra-PKB bukan untuk mencari alternatif koalisi.
“Ini kan koalisi Gerindra dan PKB ini kan sahabat daripada Partai Nasdem di pemerintahan, tentunya menjadi hal yang wajar kalau kemudian hari ini kita berkunjung. Hari ini kami belum berpikir untuk mencari alternatif,” kata Ali di Sekber Gerindra-PKB, Jakarta Pusat, Kamis (26/1/2023).
Berusaha untuk meredam konflik di internal koalisi, Ali menyebut bahwa pembicaraan terkait deklarasi Koalisi Perubahan bersama Partai Demokrat dan PKS hanya tinggal sedikit lagi untuk dapat terealisasi.
“Pembicaraan kami dengan PKS dan Demokrat juga sangat serius dan juga hampir rampung,” ujarnya.
Menanggapi kunjungan ini dan srategi NasDem ke depan, pengamat politik dan Direktur Indonesia Political Opinion (IPO) Dedi Kurnia Syah, saat dihubungi RuPol, Jumat (27/1/2023) tak menutup kemungkinan ada situasi yang berubah di mitra koalisi.
“Salah satu mitra NasDem bergabung ke Koalisi Perubahan masih lebih mungkin dibanding NasDem ke Koalisi Indonesia Bersatu (KIB). Artinya, NasDem besar kemungkinan tetap mempertahankan Anies Baswedan, kecuali jika Airlangga Hartarto berkenan menjadi Cawapres dari Anies,” jelas Dedi.
Rasio kemenangan ini akan tercapai jika NasDem bisa sepakat dengan Golkar dengan komposisi Anies-Airlangga. Meski ini sepertinya masih sebagai alternatif jika Koalisi Perubahan batal dan Golkar bersedia membuka pintu untuk bermitra dengan NasDem. Karena di KIB sendiri situasinya belum mengerucut pada nama tertentu.
Karena itu, Dedi menilai NasDem tentunya melihat peluang mitra koalisi mana yang lebih menguntungkan. Terutama jika kesepakatan dengan Demokrat dan PKS tidak tercapai. Dedi melihat peluang yang akan dibidik NasDem sebagai alternatif adalah KIB. Karena Golkar sendiri telah menetapkan untuk usung kader sendiri di Pilpres 2024.
“Dan andaipun demikian, itu sebenarnya bagus, karena Golkar berpeluang memenangi Pemilu dan Pilpres dengan naungi kader sendiri, mengingat selama ini Golkar cukup lama tidak usung kader sendiri,” jelasnya.
Sementara jika dilihat langkah politik NasDem belum terlalu ingin bermanuver. Dedi melihat kunjungan NasDem ke Sekber masih silaturrahim antar parpol. Meski peluang untuk berpaling akan tetap ada karena kesepakatan yang belum tercapai.
“Kunjungan itu silaturahim saja dan memang masih mungkin bagi Nasdem lakukan komunikasi dengan mitra di luar Demokrat dan PKS, ini juga karena semua koalisi yang ada belum ada kepastian akan tetap bertahan atau tidak,” pungkasnya. (IY)
Editor: Ivo Yasmiati
(RuPol)