RUANGPOLITIK.COM — Nama Teddy Thohir atau H Muhammad Thohir sudah banyak dikenal di kalangan pengusaha dan pebisnis di Indonesia maupun di luar negeri.
Sosok seorang pengusaha yang ulet dan luwes, dengan kiprahnya yang berhasil membangun Astra Grup, sebuah perusahaan yang bergerak di bidang otomotif terbesar di Indonesia.
H. Muhammad ‘Teddy’ Thohir/ ist
Namun akhir-akhir ini, banyak masyarakat yang kembali mencari informasi tentang Teddy Thohir, seiring dengan mencuat kiprah anak bungsunya H Erick Thohir, B.A, M.B.A di dunia pemerintahan dan perpolitikan nasional.
Teddy Thohir meninggal dunia pada tanggal 1 November 2016 lalu, kepergiannya meninggalkan cerita yang tak pernah habis, baik tentang keberhasilannya dalam bisnis, persahabatan yang erat dan tentang sisi relijius nya yang jarang terungkap.
Teddy Thohir Berasal dari Kampung Gunung Sugih
Pada tahun 1935 silam, di sebuah kampung yang bernama Gunung Sugih lahir seorang anak laki-laki dari keluarga miskin Abdul Halik. Seorang anak laki-laki yang di kemudian hari akan menjadi seorang pengusaha papan atas di Indonesia.
H Muhammad ‘Teddy’ Thohir bersama istri Edna Thohir dan dua orang putranya Garibaldi Thohir serta Erick Thohir/ ist
Anak yang bernama Muhammad Thohir tersebut menjalani hidup penuh kesulitan, karena kondisi perekonomian masyarakat kampung yang sebagian besar warganya, rata-rata memang di bawah roda kemiskinan.
Kesulitan demi kesulitan hidup tidak membuat Muhammad Thohir menjadi patah semangat untuk menuntut ilmu.
Keinginannya sangat kuat untuk bisa merubah nasib melalui pendidikan, hal yang membuatnya langsung memutuskan untuk merantau ke daerah Bandar Lampung, setelah menamatkan sekolah dasar.
Berbekal ilmu agama yang sudah dari kecil memenuhi hatinya, dia melanjutkan sekolah menengah pertama di Bandar Lampung dengan tinggal di rumah seorang pamannya.
Sambil bersekolah, Muhammad Thohir yang lebih akrab dipanggil Teddy tersebut, membantu pamannya yang seorang pedagang.
Setamat sekolah menengah pertama, melalui bantuan pamannya yang menitipkan dia kepada seorang teman, Teddy melanjutkan sekolah SMEA di Solo.
Teman pamannya itu juga yang memberikan kepercayaan kepada Teddy untuk membantunya berdagang sambil bersekolah.
Sosok Teddy yang alim serta sholeh, memikat hati teman pamannya itu, sehingga Teddy benar-benar dianggap sebagai anak sendiri.
Selepas dari SMEA, Teddy pamit kepada keluarga barunya tersebut untuk merantau mengadu nasib ke Ibukota Jakarta.
Kisah Cinta Dua Dunia Teddy Thohir
Sesampai di Jakarta Teddy Thohir kemudian bekerja pada sebuah perusahaan asing yang bergerak di bidang kimia dan farmasi yang bernama Union Carbide.
Teddy menjalani pekerjaan dari posisi terbawah, tapi karena prinsip hidupnya yang selalu dekat dengan agama dan kejujuran, Teddy mendapatkan kepercayaan sebagai Kepala Administrasi.
Pada saat bekerja di perusahaan ini, Teddy banyak berhubungan dengan rumah sakit dan bidang kesehatan, yang juga menjadi awal perkenalannya dengan seorang gadis cantik yang bernama Edna.
Edna bekerja sebagai perawat pada salah satu rumah sakit yang merupakan kolega Teddy Thohir.
Bunga-bunga cintapun bersemi di hati mereka, sosok Teddy Thohir yang tampan, berkulit putih dan memiliki badan yang tegap telah membuat Edna tidak bisa berpaling.
Namun sayang, sebagai keturunan etnis Tionghoa dari Majalengka, Edna mendapatkan larangan dari keluarganya berhubungan dengan Teddy.
Keluarga Edna yang belum mengenal kepribadian Teddy meminta Edna untuk memutuskan hubungan tersebut, apalagi keduanya berbeda keyakinan.
Hal tersebut membuat Teddy sempat patah hati, karena hatinya yang sudah terlanjur cinta dengan sosok Edna, yang cantik, sederhana serta memiliki hati yang sangat baik.
Patah hati tersebut membuat Teddy kemudian memutuskan untuk kembali ke kampung halamannya Gunung Sugih. Teddy membawa luka hatinya dengan lebih banyak berdoa dan menuntut ilmu agama dari Kiai-kiai Nahdlatul Ulama di Gunung Sugih.
Namun doa-doa yang dihaturkan kepada Allah, mendapatkan jawaban. Sang Pujaan Hati ternyata menyusulnya ke Gunung Sugih.
Setelah memutuskan untuk masuk islam, Teddy dan Edna menikah di Gunung Sugih dengan cara islam. Dan mereka sempat sebentar menjalani hidup di kampung yang berjarak sekitar 50 kilometer dari Bandar Lampung tersebut.
Jalan Sukses Teddy Thohir
Setelah mencoba hidup di kampung, Teddy Thohir bersama istri memutuskan untuk kembali mengadu nasib di Jakarta. Saat itu mereka sudah memiliki seorang anak perempuan yang bernama Rika Thohir.
Teddy mencoba beberapa pekerjaan ketika sesampai di Jakarta, sementara sang istri yang sudah kembali berhubungan baik dengan keluarganya, sempat membuka toko pakaian jadi di Pasar Tebet, Jakarta Selatan.
Mencoba berbagai usaha dan pekerjaan dengan kondisi turun naik, Teddy mendapatkan tawaran dari sahabatnya William Soeryadjaya untuk membangun bisnis di bidang otomotif.
Sikap kejujuran dan keuletan Tedy Thohir lah yang menarik perhatian William Soeryadjaya untuk bekerjasama dan membangun Astra Grup mulai dari nol.
Astra Grup mencapai puncak kejayaannya di tangan mereka berdua, sehingga sempat menorehkan nama Teddy Thohir masuk sebagai salah satu orang terkaya di Indonesia.
Kemudian Teddy juga menbangun kerajaan bisnisnya sendiri di bawah bendera Trinugraha Thohir Grup atau TNT Grup, perusahaan yang tidak saja berada di Indonesia tapi juga menyebar ke beberapa negara.
Erick Thohir, Presiden Inter Milan 2013-2019/ foto: claudio Villa (Getty Images)
Darah bisnis ini kemudian juga mengalir kepada putera-puteranya. Garibaldi Thohir yang juga dikenal sebagai Boy Thohir saat ini merupakan pengusaha papan atas di Indonesia.
Boy Thohir juga masuk dalam pengusaha terkaya di Indonesia versi Majalah Forbes.
Sedangkan putra bungsunya Erick Thohir, juga tidak kalah dari Sang Kakak. Erick terkenal memiliki insting bisnis yang kuat, bahkan Erick berani bermain pada peluang-peluang bisnis yang dianggap tidak menjanjikan secara keuntungan, seperti bisnis media dan olahraga.
Di tangan Erick bisnis tersebut menjadi menarik, bahkan Erick sempat mencatatkan namanya sebagai pemilik klub sepakbola Inter Milan dan klub basket NBA Philadephia 76’ers.
Tentunya ini merupakan kebanggaan tersendiri, nama seorang Anak Bangsa berkecimpung pada dua olahraga paling populer sejagad raya.
Sisi Islamis Sang Pemuda Masjid
Sosok dan perawakan Teddy Thohir yang putih dan memiliki wajah yang mirip etnis Tionghoa membuat orang banyak memperkirakan dia seorang keturunan Tionghoa.
Bahkan tidak sedikit juga yang menduga Teddy bukanlah seorang muslim.
Keindahan Masjid At Thohir Cimanggis, Depok pada malam hari/ ist
Teddy terlahir dari sebuah keluarga muslim yang dekat dengan kalangan Nahdlatul Ulama (NU), bahkan ayahnya Abdul Halik adalah seorang Nahdliyin.
Teddy juga menempa ilmu agama sejak kecil dari guru agama dan kiai-kiai dari kalangan NU sehingga bisa dibilang NU bukanlah sesuatu yang asing bagi keluarga Teddy Thohir dan anak-anaknya.
Pada sebuah momen, Suharto seorang staf Teddy di Astra Grup bercerita bahwa dia pernah mendatangi sebuah kampung (namun tidak disebutkan namanya) bersama Teddy.
Saat sampai di kampung tersebut, tiba-tiba para tokoh kampung tersebut menyambut kedatangan Teddy tidak seperti biasanya.
Mereka berebutan mencium tangan Sang Bos, seperti mencium tangan Kiai atau ulama.
Singkat cerita, Suharto menanyakan hal tersebut kepada masyarakat dan dia pun kaget, ternyata Teddy sering datang ke kampung tersebut dan menjadi Khatib Jumat. (sumber: Republika)
Teddy Thohir juga terkenal dermawan dan suka membantu biaya pembangunan masjid, baik di dalam dan luar negeri.
Beberapa masjid di luar negeri, Teddy bahkan menjadi donatur tetap. Tidak hanya dari segi materi, Teddy melalui putranya Erick Thohir juga menyumbangkan tenaga dan pelayanan.
Erick Thohir sempat dikenal sebagai marbot masjid ketika tinggal di Los Angeles, Amerika Serikat.
Erick dengan senang hati melayani semua kebutuhan para jamaah masjid yang datang berkunjung dan beribadah di masjid tersebut.
Kesukaan dalam membangun masjid tersebut juga menular kepada putra-putranya. Garibaldi Thohir membangun sebuah masjid yang indah di Los Angeles, Amerika Serikat yang kemudian bernama Masjid At Thohir.
Sedangkan sang adik Erick membangun sebuah masjid yang tak kalah indahnya di kawasan Cimanggis, Depok, Jawa Barat.
Masjid tersebut bernama Masjid At Thohir sebagai bukti kecintaan dan bakti kepada Sang Ayah H Muhammad Thohir. (ASY)