RUANGPOLITIK.COM — Dalam putaran hasil survei selama tiga bulan ini nama capres Prabowo Subianto seperti tak memiliki gairah. Bahkan nama Prabowo mulai hampir dilupakan pemilihnya, pasalnya Prabowo masih belum melakukan pergerakan sama sekali untuk sosialisasi merebut hati rakyat.
Bahkan nama yang kini sangat populer sebagai capres di mata masyarakat adalah Anies Baswedan. Sejak deklarasi yang dilakukan oleh NasDem dan mendapat amunisi dengan bergabungnya dua partai besar yakni Demokrat dan PKS, Anies kian harum. Ribuan rakyat diberbagai daerah sangat antusias menyambut kedatangannya.
Menurut pengamat politik dan Direktur Lingkar Madani (LIMA) Ray Rangkuti, popularitas Anies melonjak karena Anies sudah melakukan safari politik, sedang Prabowo belum.
“Anies sudah kemana mana, sudah melonjak persennya ya dibanding Prabowo Subianto,” kata Ray Rangkuti, Kamis (8/12).
Lalu, Prabowo Subianto yang belum melakukan safari politiknya. Menurut Ray, hal itu membuat elektabilitasnya tidak naik.
“Karena belum jalan jalan, tapi kalau Januari 2023 ia sudah safari politik, nantinya elektabilitas akan naik, karena kita liat dilapangannya,” tutur Ray.
Karena itu Ray melihat saat ini sudah tak relevan lagi berbicara kesukuan atau adanya stigma yang dibangun bahwa presiden harus orang Jawa.
Satu diantara para narasumber yang hadir, Direktur Lingkar Madani Indonesia (Lima Indonesia) Ray Rangkuti angkat bicara terkait fakta tersebut.
Ray Rangkuti mengatakan, dalam Pemilu 2024, fakta terkait unsur etnisitas calon presiden Indonesia itu sudah tidak relevan bagi masyarakat.
“Berdasarkan Survei Kedai Kopi 2021 lalu, dinyatakan sebesar 67 persen (pemilih), sudah tidak peduli terhadap asal sukunya kok,” kata Ray.
“Kalau diurut belakang lagi, berdasarkan lembaga survei Parameter Politik Indonesia, yang milih agama dan suku itu kecil,” sambung Ray.
Menurut Ray, berdasarkan lembaga survei yang disebutkannya itu, nantinya pemilih juga akan memilih pemimpin yang dirasakan memiliki kedekatan dengan masyarakat, dan jelas program kedepannya.
Sebagai contoh, Ray menjelaskan, capres 2024 yang sedang digadang-gadang oleh Partai politik seperti Ganjar Pranowo, Anies Baswedan dan Prabowo Subianto.
“Waktu itu saya di Solo Jawa Tengah, bertanya kepada teman, Ganjar bisa menang suara 80-100 persen, alasannya karena kemana mana nyapa masyarakat, jadinya tinggi,” ulasnya.
Editor: Ivo Yasmiati
(RuPol)