Isu perpecahan itu saya kira belum terlihat dari Partai Golkar. Dengan soliditas internal yang terkoordinasi, saya belum melihat tendensi ke arah perpecahan internal.
“Kalau kita lihat dari sisi kemungkinan, susah sekali membuat Golkar pecah. Karena situasi internal saat ini kuat. Airlangga mampu mengendalikan DPP dan DPD. Sekarang kan suaranya ada di daerah, sementara daerah gak ada yang bicara soal munaslub,” ujarnya di Jakarta, Minggu (4/12/2022).
Dikabarkan sebelumnya, internal Partai Golkar terbelah usai kader Partai Nasdem mendeklarasikan Anies Baswedan sebagai calon presiden (capres).
Isu tersebut muncul usai pentolan Golkar Akbar Tanjung dan Relawan Go Anies menyatakan dukungannya kepada Anies sebagai capres 2024. Padahal, internal Golkar tetap menjagokan Airlangga sebagai Calon Presiden 2024.
Menurut Arya, kepemimpinan Ketua Umum Airlangga Hartarto bisa diterima oleh daerah-daerah. Kedua, Partai Golkar yang berada di daerah tidak memiliki suara-suara yang berbeda terkait kebijakan partai di pusat.
“Isu perpecahan itu saya kira belum terlihat dari Partai Golkar. Dengan soliditas internal yang terkoordinasi, saya belum melihat tendensi ke arah perpecahan internal,” kata Arya.
Dia juga menjelaskan, tidak mudah membuat suara suatu partai terbelah. Menurutnya, tidak mudah melakukan gerakan-gerakan dan faksi di internal Partai Golkar.
Misalnya untuk penyelenggaraan musyawarah nasional luar biasa (munaslub), itu tidak bisa sembarangan dilakukan. Selain harus merujuk konstitusi partai, penyelenggaraan munaslub harus disetujui oleh mayoritas Golkar yang ada di daerah.
Kata Arya, tingkat penerimaan Airlangga relatif tinggi di level DPD Partai Golkar. Oleh sebab itu, menurut Arya, tidak ada alasan yang kuat untuk menuju perpecahan.
Editor: Syafri Ario
(Rupol)