Daryono menjelaskan bahwa sejak tahun 1674 hingga peristiwa tanggal 21 November 2022 yang mengguncang Kabupaten Cianjur, BMKG
https://ruangpolitik.com —Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) melaporkan sebanyak lebih dari 45 kali gempa bumi mematikan terjadi di Indonesia akibat sesar aktif.
“Di Indonesia sudah terjadi lebih dari 45 kali gempa mematikan (deadly earthquake) akibat sesar aktif. Sebagian sumber gempa aktif ini terletak di daratan dekat pemukiman,” kata Daryono, Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG kepada awak media.
Daryono menjelaskan bahwa sejak tahun 1674 hingga peristiwa tanggal 21 November 2022 yang mengguncang Kabupaten Cianjur, BMKG telah mencatat kejadian gempa bumi mematikan tersebut.
Gempa bumi yang diakibatkan sesar aktif itu terjadi di beberapa pulau seperti Sumatra, Jawa, Bali, Nusa Tenggara, Sulawesi, hingga Papua.
Bahkan, gempa bumi mematikan tersebut telah menelan korban baik jiwa maupun luka-luka dengan jumlah yang bervariasi.
Peristiwa alam yang baru-baru ini mengguncang Kabupaten Cianjur ini disebabkan oleh sesar Cimandiri yang membujur dari Pelabuhan Ratu sampai ke Padalarang.
Hingga Rabu (30/11/2022), tercatat 343 kali gempa susulan terjadi dengan magnitudo terbesar 4,2 dan terkecil 1,0.
BMKG mengatakan aktivitas gempa bumi yang terjadi di wilayah Cianjur terus melemah, sehingga para warga bisa dapat kembali ke rumah masing-masing.
Namun, kembalinya warga tersebut bisa dilakukan apabila keadaan dan kondisi bangunan rumah warga tidak mengalami kerusakan struktur.
Proses pencarian korban gempa di hari ke-10 pascawilayah tersebut mengalami gempa beberapa waktu lalu, tercatat ada sebanyak 328 orang korban meninggal dunia.
Korban luka-luka akibat gempa tersebut tercatat mencapai 595 orang dan korban luka berat yang masih mendapatkan perawatan di rumah sakit sebanyak 61 orang. Sementara jumlah korban yang masih dalam pencarian dilaporkan sebanyak 12 orang.
Gempa yang mengguncang Kabupaten Cianjur, Jawa Barat pada tanggal 21 November 2022 itu berkekuatan 5,6 skala richter, dan berpusat di darat pada kedalaman 10 kilometer di koordinat 6,84 Lintang Selatan dan 107,05 Bujur Timur.
Akibatnya, sebanyak 108.720 orang yang terdiri dari 52.987 laki-laki dan 55.733 perempuan harus mengungsi di 39.985 titik tempat pengungsian.
Editor: B. J Pasaribu
(RuPol)