Kasus FE dan kardus durian itu berpotensi jadi alat ‘penekan’ politik, karena memang sarat unsur politisnya. KPK jangan sampai terjebak
RUANGPOLITIK.COM – Seiring dengan memanasnya suhu politik menjelang Pilpres 2024, berkembang juga desakan pengusutan kasus-kasus oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
Ada 2 kasus yang mencuat, yakni Formula E (FE) yang menyebut nama Mantan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dan kasus ‘Kardus Durian’ yang menyerempet nama Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar.
KPK mendapat desakan untuk segera menaikkan status kasus tersebut, bahkan tidak sedikit yang langsung meminta KPK untuk menjadikannya tersangka.
Hal tersebut mendapat sorotan dari Pengamat Politik Sholeh Basyari, yang meminta KPK untuk tidak terjebak masuk dalam hiruk pikuk politik.
“Kasus FE dan kardus durian itu berpotensi jadi alat ‘penekan’ politik, karena memang sarat unsur politisnya. KPK jangan sampai terjebak,” ujarnya kepada RuPol, Selasa (28/11/2022).
Direktur Eksekutif Center for Strategic on Islamic and International Studies (CSIIS) itu, meminta kepada semua pihak untuk membiarkan KPK bekerja sesuai aturan.
Jangan memaksakan KPK untuk masuk dalam kepentingan politik, karena KPK mengemban amanat rakyat untuk bertindak profesional dan jujur.
“Seperti kasus FE , KPK sudah bekerja, sudah memeriksa banyak saksi. Bahkan Anies pun sudah diperiksa. Kalau memang ada indikasi melanggar hukum, silahkan ditindak. Tapi kalau tidak ada, jangan dicari-cari dan jangan digantung. Ini jadi perhatian semua orang,” lanjutnya.
Begitu juga dengan kasus ‘Kardus Durian’ yang kembali mengapung dan membawa nama Muhaimin Iskandar.
Kasus itu sudah lebih 10 tahun tanpa ada perkembangan, bahkan para saksi juga sudah banyak yang meninggal dunia.
“Kental sekali unsur politisnya, kejadian Tahun 2011 dan setiap mau pemilu selalu mengapung lagi. Ini nyata sekali. Harusnya KPK berikan kejelasan, jangan ikut-ikutan menggoreng dengan pernyataan-pernyataan ngambang. Kalau memang sudah selesai, buat SP3,” tegas Sholeh.
Lanjut Sholeh, baik Anies maupun Muhaimin adalah putera-putera terbaik bangsa yang sudah menunjukan prestasi mereka.
Jangan sampai ada upaya-upaya untuk mengkebiri, dengan sesuatu yang dipaksakan.
Saat ini keduanya, juga sudah menyatakan siap untuk menjadi capres pada Pilpres 2024, kata Sholeh lagi, itu adalah sebuah kebanggaan bagi bangsa.
“Biarkan mereka mengeluarkan narasi-narasi dan ide-ide tentang Indonesia ke depan. Sehingga kita bisa memilih pemimpin yang benar-benar berkualitas. Karena saat ini, baru 2 orang ini yang saya lihat tampil dengan narasi dan ide, tidak melulu pencitraan,” terangnya.
Sholeh juga berharap Pemilu dan Pilpres 2024 mendatang, bisa dicermati sebagai pesta rakyat. Dimana ada harapan baru untuk rakyat, yang akan dihadirkan di periode setelah Presiden Jokowi.
“Makanya saya ingin para capres itu bersaing sehat, beradu wawasan dan pandangan tentang Indonesia ke depan. Bukan saling pamer warna rambut dan kerutan wajah,” pungkasnya. (ASY)
Editor: Syafri Ario
(Rupol)