RUANGPOLITIK.COM — Pembentukan koalisi tiga partai besar yakni Golkar, PAN dan PPP merupakan satu poros kekuatan di pilpres 2024 yang dapat mengguncang posisi Anies Baswedan sebagai capres populer saat ini.
Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan (Zulhas) blak-blakan mengenai asal pembentukan Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) yang digagas partainya, Partai Golkar dan PPP.
Zulhas mengungkapkan kala itu Ketum Partai Golkar Airlangga Hartarto dan Suharso Monoarfa–mantan Ketum PPP–yang menjabat sebagai menteri di Kabinet Indonesia Maju baru melapor ke Presiden Joko Widodo (Jokowi) setelah KIB terbentuk.
Mulanya, Zulhas menceritakan Airlangga sempat tak merespons ajakan dirinya untuk berkoalisi pada Pemilu 2024. Zulhas bahkan telah bertemu dengan Airlangga hingga empat kali namun belum membuahkan hasil.
“Saya ketemu Pak Airlangga tiga kali, saya ajak beliau belum mau, bukan tidak mau, tidak merespons, ketemu empat kali makan bareng saya diajak makan ramai-ramai saya bertiga,” kata Zulhas Minggu (13/11).
Kemudian, di pertemuan kelima, barulah Airlangga mau diajak gabung berkoalisi bersama PAN. Kepada Airlangga, Zulhas menyebut Golkar merupakan partai yang memiliki kekuatan besar.
“Nah ketemu lima kali baru jadi. Saya bilang, ‘Pak, Bapak partai besar bisa lebih besar, lebih kuat, saya juga gitu, kalau kita bareng-bareng gitu’. Jadi berdua nih,” ungkap Zulhas.
Zulhas lalu menawari Airlangga untuk mengajak PPP gabung bersama Golkar dan PAN. Zulhas dan Airlangga pun lalu menelepon Suharso.
“Gimana kalau kita berdua nih, gimana kalau kita berdua kayaknya kurang seru. Tambah lagi, nah gimana Pak Harso. Telepon Pak Harso, Pak Airlangga telepon, saya juga telepon,” ungkap Zulhas.
Zulhas menyebut Suharso awalnya juga menolak ajakan koalisi ini. Namun, di tengah perjalanan, barulah Suharso mau gabung koalisi bareng Golkar dan PAN.
“Sudah telepon, Pak Harso bilang ‘Wah nggak, saya sudah sama..’ sudah dah, kalau kita saya bilang ya situ kalau cuma ikut silakan, kalau di sini setara, founder. Nah akhirnya mau tuh, sudah ya, sudah oke bareng-bareng gitu,” ujarnya.
Pertemuan pertama para ketum itu pun dimulai di rumah makan padang. Di sinilah, Zulhas mulai menyinggung apakah Airlangga dan Suharso sudah lapor ke Presiden Jokowi terkait koalisi yang diberi nama KIB itu.
“Nah jadi habis gitu kita pertemuan pertama tuh di rumah makan padang, saya tanya ‘Eh kalian berdua kan’ saya waktu itu belum menteri ya, sudah sudah, belum kayaknya, belum,” katanya.
Rupanya, mereka belum melapor ke Jokowi saat KIB dibentuk. Setelah KIB dibentuk, kata Zulhas, Airlangga dan Suharso barulah masing-masing melapor ke Jokowi.
“Saya tanya begini, ‘Eh nu Pak Airlangga kan menteri, menko, Pak Harso menteri, sudah lapor presiden belum’. ‘Belum nanti aja kalau sudah selesai baru kita lapor’. ‘Lho kalau begitu, ya kalau sekarang nggak boleh gimana’. Jadi kalau dengar cerita itu gimana, wong Pak Jokowi aja tidak tahu, belum dilaporin, setelah selesai baru lapor. Kita mengumumkan baru masing-masing cari waktu lapor gitu,” pungkasnya.
Editor: Ivo Yasmiati