RUANGPOLITIK.COM — Nama Erick Thohir dalam beberapa hasil survey sebagai cawapres potensi membawa kemenangan capres yang diusung. Bahkan fenomena Erick, sang menteri yang bergaya casual, santai dan sangat dekat dengan hati anak muda ini menjadi cawapres pilihan.
Jika dibandingkan dengan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), kelas sang menteri BUMN ini masih diatasnya. Pengamat politik dan juga akademisi, Efriza saat dihubungi Rupol, Selasa (01/11/2022) mengatakan ‘Erick paket lengkap’ yang menguntungkan pasangannya.
Menurut Efriza, Erick effect memiliki kejutan alternatif yang bisa mengacaukan peta pilpres. Karena dengan siapapapun Erick diusung, peluang untuk menang jauh lebih besar.
“Jika KIB tak punya pasangan, Erick potensial diusung sebagai calon alternatif yang penuh kejutan. Misal, Erick-Airlangga, Erick-Ridwan Kamil, Erick potensial perolehan suaranya signifikan. Ini menunjukkan dirinya potensial elektabilitas bersaing, Erick punya pengalaman di Pemerintahan, ia memegang posisi strategis,” jelas Efriza.
Apalagi sosok Erick saat ini potensial untuk dicawapreskan, ia lebih baik daripada jika cawapresnya Muhaimin Iskandar, Puan Maharani atau Aher. Jadi ia malah membuat partai-partai lain melirik potensial dirinya tersebut.
“Erick paket diri lumayan lengkap, ia memiliki dukungan finansial potensial, pengalaman kerja dalam kepemimpinan seperti di kementerian BUMN juga tak terlalu buruk, ia punya pengalaman di dunia olahraga sepakbola di Italia, Amerika Serikat dan Inggris, ia juga menguat di NU, Jawa Timur. Ia juga didukung pemilih muda,” ungkap Efriza.
Sementara itu, bagi PPP mendukung Erick adalah butuh dua suara partai lagi. PPP punya tiga pilihan. Pertama, mendorong Erick untuk diterima oleh KIB. Andaipun KIB memperluas bersama PDIP, tentu PPP perlu meyakinkan PDIP + KIB menjadikan Erick sebagai cawapres, saingannya antara lain Airlangga Hartarto dari Golkar.
Kedua, jika tidak maka pilihan lainnya, mendorong Erick dipilih oleh Prabowo, hanya saja, melihat hasil survei, Prabowo-Erick potensial menang ketika Anies tidak diikutsertakan.
Ketiga, Erick juga bisa dipasangkan kepada Anies hanya saja Erick bersaing kuat dengan AHY, juga Aher. Disisi lain, Erick harus membangun hubungan harmonis kembali, pasca hubungan Erick yang disinyalir renggang dengan Anies terkait Formula E, yang tak didukung BUMN.
“Erick didukung oleh NU, seperti Banser NU. Erick sekarang didukung oleh PPP. Tentu saja PAN dan Golkar juga turut memperhitungkannya. Partai-partai ini berharap Erick dapat meningkatkan elektabilitasnya, juga menganjurkan Erick lebih banyak melakukan politik silaturahmi kepada partai-partai lain, dan ekstra kerja keras mendekatkan diri kepada masyarakat,” pungkasnya. (IY)
Editor: Ivo Yasmiati