RUANGPOLITIK.COM — Konflik antar sesama warga yang berbeda dalam mengusung kandidat dalam pemilihan Kepala Daerah atau Pemilu seringkali menimbulkan gejolak pergesekan konflik sosial di masyarakat. Menyikapi hal ini Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi mengusulkan agar pemilihan Kepala Daerah dilakukan secara langsung oleh Presiden. Usulan ini ia sampaikan saat ditemui wartawan Sabtu (15/10).
“Saya secara pribadi yang malah ingin mengatakan kalau bisa presiden pilihannya langsung. Gubernur, wali kota dipilih presiden,” kata Eri Cahyadi.
Ia menilai konflik yang muncul akibat perbedaan yang diusung jauh lebih berbahaya karena efek kegaduhan dan konflik yang ditimbulkan. Ini ia rasakan selama mengikuti ajang kontestasi Pilwako Surabaya.
“Karena apa? Sudah cukup saya merasakan jadi wali kota iki antar wargaku sendiri gegeran, perkoro pilihan seng beda (ini karena antar-wargaku sendiri bertengkar perkara pilihan yang beda),” imbuhnya.
Politisi PDI-P ini bahkan bersedia untuk melepaskan jabatan sebagai Wali Kota Surabaya jika memang tak ditunjuk Presiden. Sebab ia mengaku lebih cinta warganya.
“Kalau hari ini diputuskan dipilih Presiden, aku insyaallah ikhlas harus melepaskan jabatan saya, saya ikhlas. Saya lebih cinta warga saya. Dari pada mereka berantem, engkel engkelan,” tegasnya.
Eri menjelaskan alasannya berpendapat seperti itu. Karena ia nelangsa ketika ada acara membentuk Kader Surabaya Hebat (KSH) diminta untuk tidak memilih orang yang menghianati timnya. Menurutnya, jika warganya ini sudah memetakan seperti itu hanya karena beda pilihan, tentu akan punya berdampak. Yakni pada Pilkada nanti akhirnya terjadi gesekan antar-masyarakat. (ivo)