Terkait hubungannya dengan kasus yang menimpa Lukas Enembe saat ini, dia menjelaskan, Tito sebagai Mendagri harusnya bertanggung jawab atas pengisian Wakil Gubernur
RUANGPOLITIK.COM–Kader Partai Demokrat Yan Harahap mendadak menyinggung kasus dugaan korupsi Gubernur Papua Lukas Enembe.
Pada video unggahannya di twitter, tampak pengacara Lukas Enembe (LE) blak-blakan bicara soal Tito Karnavian.
“Oooh semua bermula dari sini toh?,” tukasnya dikutip dari unggahan twitternya @YanHarahap (23/9/2022).
Pada video itu Aloysius Renwarin menceritakan bagaimana seorang Menteri Dalam Negeri (Mendagri) turun langsung mengintervensi LE supaya mau menerima Paulus Waterpauw sebagai wakilnya.
“Kalau saya katakan politisasi, inilah politisasi. Dari foto yang ini adalah 2017 pak Budi Gunawan Jenderal bintang 4, meminta agar pak Lukas dalam periode kedua berpasangan dengan Paulus Waterpauw,” terang Aloysius Renwarin.
“Politisasinya di mana? Bagaimana bisa seorang kepala BIN ikut mengintervensi situasi politik di tanah Papua. Ini urusan demokrasi di tanah Papua. Bagaimana bisa kepala BIN ikut mengintervensi dan mereka minta pak Lukas menandatangi poin-poin. Salah satunya adalah bapak Paulus Waterpauw diterima sebagai wakil Gubernur Lukas Enembe,” imbuhnya.
Politisasi yang kedua, lanjut Aloysius Renwarin menerangkan, lagi-lagi Tito Karnavian bersama Menteri Investasi Bahlil Lahadalia datang secara khusus ke Papua pada 10 Desember 2021.
Meminta agar LE menerima dengan alasan permintaan dari pemerintah pusat. Karena secara kebetulan, waktu itu wakil LE meninggal.
“Artinya apa, bahwa perkara ini bagaian dari politisasi. Bagaimana bisa Menteri Dalam Negeri datang kepada Gubernur membawa nama satu orang,” imbuhnya.
Terkait hubungannya dengan kasus yang menimpa Lukas Enembe saat ini, dia menjelaskan, Tito sebagai Mendagri harusnya bertanggung jawab atas pengisian Wakil Gubernur.
“Tapi karena Paulus Waterpauw tidak mendapatkan rekomendasi dari 9 partai koalisi pak Gubernur akhirnya gagal dia,” lanjut Aloysius.
Menurutnya, Mendagri harus tahu bahwa Gubernur lagi sakit waktu itu, dan harusnya dia berusaha agar proses pemilihan Wakil Gubernur berjalan.
Editor: B. J Pasaribu
(RuPol)