RUANGPOLITIK.COM –Hasil survei KedaiKOPI menemukan bahwa penerimaan publik terhadap presiden perempuan tembus 55 persen saat ini.
Hasil itu diperoleh dari survei yang diselenggarakan oleh KedaiKOPI pada 3 hingga 18 Agustus 2022 di 34 provinsi di Indonesia.
Sebanyak 1.197 responden dipilih secara acak dengan menggunakan metode multistage random sampling dengan margin of error kurang lebih 2,89 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen. Wawancara dilakukan secara tatap muka dengan menggunakan Computer Assisted Personal Interviewing (CAPI).
Hasil survei terbaru ini memperlihatkan bahwa penerimaan publik terhadap presiden perempuan mengalami peningkatan, di mana berdasarkan hasil survei pada November 2021 silam hanya 34,2 persen.
Namun, menurutnya, penerimaan presiden perempuan masih lebih rendah dibanding penerimaan publik terhadap anggota legislatif perempuan yang mendapatkan dukungan 76 persen, bupati atau walikota perempuan mendapat dukungan 70,8 persen, gubernur perempuan mendapat dukungan 68 persen dan wakil presiden perempuan mendapat dukungan 64,7 persen.
Berita Terkait:
Sandiaga dan Ridwan Kamil, Capres dan Cawapres Pilihan Pendukung Jokowi
Jamiluddin Ritonga: PDIP Terang Benderang Kampanyekan Puan Capres
Musra Jabar: Ganjar dan Sandiaga Uno untuk Capres 2024
Rakernas PAN Putuskan Capres, Bima Arya: Saya Duga Ada Calon Perempuan
“Ini persetujuan terhadap pemimpin perempuan, ternyata yang paling disetujui oleh responden itu anggota DPR RI perempuan 76 persen, lalu bupati walikota 70,8 persen, gubernur 68 persen, wakil presiden perempuan 64,7 persen, presiden perempuan 55,5 persen,” kata Direktur Eksekutif Lembaga Survei KedaiKOPI Kunto Adi Wibowo dalam sebuah diskusi Sabtu (3/9).
Dia mengatakan penerimaan publik terhadap presiden perempuan semakin bertambah jika dihadapkan pada permasalahan konkret yang dihadapi bangsa.
“Ketika ditanyakan tentang permasalahan utama yang dihadapi oleh bangsa Indonesia, 62,4 persen responden yakin bahwa presiden perempuan mampu mengatasi permasalahan tersebut,” ungkap Kunto.
Kunto menambahkan bahwa temuan ini menandakan perempuan dipersepsi memiliki kemampuan untuk mengatasi masalah yang merupakan salah satu kualitas penting sebagai pemimpin sebuah negara.
Diketahui, berdasarkan hasil survei sejumlah lembaga diketahui bahwa ada sejumlah nama bakal capres perempuan, antara lain Ketua DPR RI Puan Maharani dan Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa.
Namun, berdasarkan hasil survei sejumlah lembaga itu, elektabilitas beberapa bakal capres perempuan itu masih tertinggal jauh dari nama-nama yang kerap mengisi tiga peringkat teratas seperti Menhan Prabowo Subianto, Gubernur Jateng Ganjar Pranowo, hingga Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan.
Editor: B. J Pasaribu
(RuPol)