RUANGPOLITIK.COM – Pengamat Politik Ujang Komarudin menilai konflik di internal Partai Persatuan Pembangunan (PPP) bahaya bagi elektabilitasnya.
Menurutnya, kalau konflik internal itu tidak diselesaikan dengan baik akan menjadi ancaman besar bagi PPP.
Ujang mengatakan PPP terancam terlempar dari Senayan di 2024 bila tidak mitigasi politik.
“Dampak ini mengganggu soliditas di internal yang bahaya bagi elektabilitas PPP. Itu harus diselesaikan oleh Suharso maupun pengurus PPP saat ini,” ucapnya saat dihubungi RuPol melalui pesan singkat, Rabu (24/8/2022).
Berita Terkait:
Mahfud MD Ungkap Skenario Pertama Ferdy Sambo Panggil Komisioner Kompolnas dan Komnas HAM
Birokrasi Korup!, Mahfud MD: Setelah Dikasih Amplop, Langsung Selesai
Terkait Kematian Brigadir J, Mahfud MD Akui Sudah Kantongi Keterangan Intelijen
Orangtua Brigpol J Temui Mahfud MD, IPW: Sinyal Ketidakpercayaan pada Timsus
Ujang juga mengingatkan agar konflik ini segera diselesaikan mengingat PPP masih menjadi partai yang rawan tidak lolos ke Senayan. Merujuk pada Pemilu 2019 lalu, PPP juga hanya mengantongi empat persen suara.
Suharso dan pengurus PPP juga harus segera mengambil sikap agar partainya tidak mengalami apa yang dialami Partai Hanura.
Lebih lanjut, Ujang berpendapat konflik internal ini apabila berkepanjangan hanya akan memunculkan faksi di internal partai.
“Mungkin saja akan berdampak kan setiap partai ada faksi-faksi. Kalau konflik itu berkepanjangan itu pasti akan memunculkan pesoalan-persoalan, salah satunya faksi-faksi itu yang melawan terhadap kepemimpinan Suharso,” ucapnya.
Sebelumnya, ramainya desakan mundur kepada Ketua Umum PPP Suharso Monoarfa, semakin mengencang setelah kalangan internal DPP PPP juga ikut menyuarakan hal tersebut.
Tidak tanggung-tanggung, tiga majelis resmi internal DPP PPP, yakni Majelis Syariah, Majelis Pertimbangan, dan Majelis Kehormatan juga kompak mendesak Suharso mundur.
Dalam surat yang sampai ke redaksi RuPol, terlihat ada tiga orang pimpinan majelis yang ikut bertanda tangan dengan stempel masing-masing.
Ketua Dewan Majelis Syariah KH. Mustofa Aqil Siradj, Ketua Majelis Pertimbangan Muhammad Mardiono, dan Ketua Majelis Kehormatan Zarkasih Nur.
Pada isi surat, ada penjelasan pengantar tentang kondisi kekinian PPP, terutama terkait elektabilitas yang terus menurun.
Kemudian ada juga penjelasan yang lebih rinci tentang Suharso Monoarfa yang sedang memiliki banyak persoalan, mulai dari rumah tangga, pelaporan dugaan gratifikasi, dan juga dugaan penghinaan terhadap kiai dan kalangan pesantren.
Dengan banyaknya persoalan yang menimpa Suharso tersebut, majelis-majelis partai di DPP PPP berkesimpulan untuk meminta Suharso Monoarfa berbesar hati untuk mundur.(FSL)
Editor: Zulfa Simatur
(RuPol)