RUANGPOLITIK.COM – Pengamat Politik, Djayadi Hanan menilai perombakan kabinet atau reshuffle di pemerintahan Presiden Jokowi (Joko Widodo) penting dilakukan untuk mengisi kekosongan kursi Menpan RB Tjahjo Kumolo yang ditinggal wafat.
Dalam konteks ini, dia menilai publik sepakat untuk mengisi kekosongan itu. Reshuffle perlu juga dilakukan bagi menteri-menteri yang dirasa kinerjanya kurang optimal di sisa dua tahun terakhir pemerintahan Jokowi.
“Reshuffle dengan alasan mengevaluasi menteri yang tidak bekerja sesuai target yang ditetapkan presiden juga penting,” katanya saat dihubungi RuPol melalui pesan singkat, Minggu (21/8/2022).
Namun, Direktur Lembaga Survei Indonesia (LSI) itu mengingatkan agar Jokowi tidak melakukan reshuffle hanya karena ada partai pengusungnya yang berbeda pandangan politik di 2024.
Berita Terkait:
Isu Reshuffle Kabinet Menguat, Wapres: Isi Kursi Menpan-RB dan Wamenlu
Kinerja Kabinet Dinilai Tak Maksimal, Jamiluddin: Presiden Harus Percepat Reshuffle
Mendag Lutfi Siap Hadapi Gugatan di PTUN Terkait Penanganan Minyak Goreng
Soal Minyak Goreng, Demokrat: Mendag Lutfi Harus Mundur
Jokowi harus menjaga betul netralitasnya dengan semua calon presiden yang akan datang. Sebab, itu menjadi tugas seorang presiden di negara yang demokratis.
Dia mengatakan bahwa tugas presiden di negara yang demokratis adalah mempersiapkan pengganti dirinya dengan cara menyiapkan prosedur pilpres yang berlangsung secara jujur, adil, dan transparan.
“Bila partai pendukung presiden berbeda pilihan politik untuk pilpres yang akan datang, presiden harus menghormati itu,” katanya.
Sebelumnya, Ketua Umum Partai NasDem dikabarkan menemui Presiden Jokowi (Joko Widodo) di Istana Merdeka.
Pertemuan itu menyangkut penegasan beda arah politik di 2024 mendatang.
Kabar tersebut juga diangkat oleh Direktur Eksekutif Indostrategic Ahmad Khoirul Umam dalam diskusi MNC Trijaya yang bertajuk ‘Menakar Gagasan dan Visi Capres 2024’, Sabtu (20/8/2022).
Pada kesempatan itu, Umam mengutarakan kabar yang ia dengar bahwa Surya Paloh bertemu dengan Jokowi di Istana.
“Informasi yang beredar, kemarin itu Pak Surya Paloh bertemu dengan Pak Presiden di Istana,” katanya.
Meski pertemuan itu diklaim sebagai pertemuan rutin, tapi informasi yang santer terdengar adalah Surya Paloh pamit ke Jokowi.
Paloh pamit ke Jokowi bahwa pada kontestasi Pilpres 2024 mendatang NasDem akan mengambil jalur yang berbeda.
“Konon kabarnya itu sebuah pertemuan yang menyampaikan sejumlah informasi yang cukup valid yang intinya adalah sebagai bentuk pamitan secara politik sebagai penegasan dari titik beda dari arah perjuangan menuju di 2024,” ujarnya.
Jika isu itu benar, Umam mengatakan gerbong baru koalisi menuju 2024 semakian menguat.
Koalisi NasDem, Partai Demokrat, dan PKS pun menguat menuju 2024.
“Kalau benar informasi itu, dan tidak spekulatif, dan kemudian terjustifikasi, maka besar kemungkinan kutub kekuatan baru yang dimotori NasDem, Demokrat, dan PKS akan segera dideklarasikan pada waktu terdekat ini,” ucapnya.(FSL)
Editor: Zulfa Simatur
(RuPol)