RUANGPOLITIK. COM-Langkah Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menutup gerai-gerai Holywings di Jakarta dinilai sebagai salah satu manuver politiknya jelang Pemilu 2024.
Direktur Eksekutif Parameter Politik Indonesia Adi Prayitno mengungkapkan bahwa jelang tahun politik dan Pemilu 2024, gerak para bakal calon selalu menjadi perhatian, termasuk salah satunya Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan yang namanya selalu menempati posisi 3 besar calon presiden di beberapa lembaga survei.
“Ini entitas menyebut Muhammad dan Maria. Jadi sensitif menyangkut agama. Soal penutupan Holywings itu multitafsir. Kalau dari perspektif politik, jelas, salah satunya upaya untuk menyenangkan kelompok-kelompok (agama),” tutur Adi dalam diskusi Total Politik, di Jakarta, dikutip Senin (4/7/2022).
Adi memandang bahwa meski kebijakan penutupan Holywings ini bisa menjadi isu yang sensitif secara politik, namun langkah tersebut cenderung memosisikan Anies sebagai Capres yang agamis.
Berita Terkait:
3.000 Karyawan Holywings Kini Tak Kerja, Wagub Jakarta Janji Beri Jalan Keluar
PDIP: DKI Baru Tutup Holywings Usai Viral: Pengawasan Lemah
Pemprov DKI Akan Cari Solusi untuk Pegawai yang Terimbas Penutupan Holywings
Holywings Jakarta Memungkinkan Buka Kembali, Wagub: Ini Syaratnya…
“Stigma itu tidak hilang (agamis), ini menunjukkan bahwa Anies berafiliasi politik ke kelompok Islam,” ucapnya.
Dari sisi politik, ungkap Adi, sulit membawa Anies sebagai kandidat yang berposisi di tengah atau moderat karena latar belakang afiliasi kelompok Islam dalam kemenangan di Pilgub lalu sangat kuat.
Adi menambahkan, jika memang langkah penutupan Holywings itu didasarkan pada izin operasi, kenapa hal tersebut tidak dilakukan oleh Pemprov DKI sejak lama.
Seperti diberitakan, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta secara resmi mencabut izin usaha seluruh 12 outlet Holywings Group didasarkan pada rekomendasi dan temuan dua Organisasi Perangkat Daerah (OPD) Pemprov DKI Jakarta.
Pencabutan tersebut diduga didasari adanya penistaan agama dengan menggunakan nama Muhammad untuk mendapatkan minuman alkohol gratis.
Di sisi lain, Direktur Lembaga Survei Indonesia (LSI), Djayadi Hanan menilai dari sisi politik bahwa keputusan Anies menutup Holywings adalah manuver politik yang tidak menguntungkan.
Menurut Djayadi, isu penutupan Holywings sudah beralih ke persoalan yang bukan hanya pelanggaran, tetapi juga kemanusiaan dan isu lainnya.
“Para capres itu akan mengkonsolidasikan pendukungnya. Jika sudah terkonsolidasi mestinya (Anies) tak perlu lagi, dia harus gerak ke tengah,” tutur Djayadi.
Djayadi melihat dari tiga nama kandidat capres seperti Prabowo Subianto, Ganjar Pranowo, dan Anies Baswedan, base pemilihannya belum ada yang mencapai 50%. Alhasil, mereka harusnya berlomba meraih suara dari pendukung Jokowi.
“Makanya tampak ada strategi-strategi yang muncul. Masing-masing berlomba di tengah memperebutkan pemilih Jokowi atau memotret negatif lawan. Jadi menurut saya perlu hati-hati dengan kasus Holywings ini,” papar Djayadi.
Editor: Zulfa Simatur
(RuPol)