RUANGPOLITIK. COM-DPP PDI Perjuangan (PDIP) Bidang Ideologi dan Kaderisasi Djarot Saiful Hidayat menilai warisan sang proklamator Indonesia Soekarno harus dijaga dan dilestarikan masyarakat terutama generasi muda.
Djarot menyampaikan hal tersebut disampaikannya pada diskusi publik dengan tema, “Bung Karno: Arsitek Kemerdekaan Bangsa-Bangsa” yang diadakan di secara hybrid di Kantor DPP PDIP, Jalan Diponegoro Nomor 58, Jakarta, Minggu (3/7/2022).
Dalam diskusi tersebut, turut hadir Ketua DPP PDIP yang juga Ketua DPR RI Puan Maharani yang hadir secara daring. Juga ikut serta Arsitek dan Peneliti Karya Arsitektur Bung Karno, Dr. Ir. Yuke Ardhiari, MT.
“Apa pun yang diwariskan Bung Karno kepada kita semua, tanggung jawab kita terutama generasi muda bisa mengambil apinya, mengambil semangatnya, kemudian mengaktualisasikan dengan kondisi dan tantangan ke depan seperti apa,” ujar Djarot.
Berita Terkait:
Pinjam Pesan Bung Karno, Megawati: Jangan hanya Cengeng Hadapi Kenaikan Harga
PDIP: Erick Telah Berjasa Menjaga Warisan Bung Karno
Terkait Hubungan Puan dengan Ganjar, Hasto: Ada Upaya Membelah PDIP
Kisah Soekarno dan CIA Yang Berhasil Memasuki Istana
Dia juga mengungkapkan bahwa Bung Karno merupakan arsitek kemerdekaan bangsa-bangsa di dunia. Di Indonesia, Bung Karno mencanangkan fondasi yang pertama, yakni ideologi Pancasila.
Djarot memaparkan bahwa dengan ideologi Pancasila, maka terbentuk karakter. Menurutnya, dengan karakter tersebut, seseorang menjadi manusia seutuhnya.
“Ketika kehilangan karakter, maka hilanglah semuanya, tidak menjadi manusia seutuhnya, tidak mempunyai karakter, tidak mempunyai kepribadian yang tangguh, tidak mempunyai semangat juang yang menyala-nyala dan tidak paham dilahirkan sebagai bangsa,” tutur Djarot.
Sementara itu, Yuke mengatakan karya Bung Karno turut menghiasi bangunan megah di Indonesia. Gelora Bung Karno, Monumen Nasional (Monas), Masjid Istiqlal, Monumen Selamat Datang, Gedung Conefo DPR RI merupakan bagian kecil bangunan yang digagas oleh Bung Karno di Jakarta.
Yuke mengatakan Gelora Bung Karno merupakan warisan Prolamator RI itu untuk menunjukkan kebesaran Indonesia dalam bidang olahraga.
“Beliau (Bung Karno) mengatakan ingin gedung olahraga terbesar di Asia Tenggara yang belum pernah ada sebelumnya. Bung Karno bilang ‘Saya hanya mau podium itu dan audiens itu tidak terkena hujan dan panas ketika mereka di sana. Mereka harus happy semua, harus merasakan kenyamanan dalam gelanggang’,” kata Yuke.
Yuke menerangkan Bung Karno juga menggagas Hotel Kempinski yang sangat megah pada saat itu. Bung Karno, kata dia, ingin hotel tersebut dipakai untuk mewadahi delegasi internasional yang mengikuti Asian Games pada 1962. “Dan, sebagai bagan akselerasi pariwisata Indonesia,” jelas Yuke.
Sang Putra Fajar juga menggagas pembangunan Masjid Istiqlal yang terletak di samping Gereja Katedral. Bung Karno, kata Yuke, menginginkan Istiqlal menjadi masjid terbesar di Asia Tenggara.
“Untuk di Jakarta saja, perkiraan sejak beliau menjadi presiden, itu sedikitnya sepuluh karya yang tercatat dalam proyek Mercusuar Bung Karno. Tetapi itu di luar proyek pemerintah saat itu. Proyek Mercusuar itu ialah proyek kemegahan Indonesia,” ungkap Yuke.
Editor: Zulfa Simatur
(RuPol)