RUANGPOLITIK.COM-Wakil Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama atau PBNU KH Zulfa Mustofa mengatakan, perbedaan penetapan Hari Raya Idul Adha antara Nahdlatul Ulama (NU) dan Muhammadiyah merupakan perbedaan yang harus dihormati.
“Perbedaan penetapan awal Idul Fitri, awal Syawal dan Idul Adha adalah perbedaan yg harus dihormati,” kata Zulfa kepada awak media, (30/6/2022).
Ia menyebutkan perbedaan tanggal tersebut terjadi karena perbedaan metode penetapan yang dilakukan oleh NU dan Muhammadiyah.
“Disebabkan perbedaan metode penetapan, Muhammadiyah menggunakan standar hisab wujudul hilal dan NU menggunakan metode imkanur rukya,” ujarnya.
Menurutnya, dalam hal ini, umat Islam harus belajar untuk menghargai perbedaan sama seperti yang terjadi pada jumlah rakaat salat tarawih antara NU dan Muhammadiyah.
“Umat islam harus diajarkan menghargai perbedaan ini, sama seperti perbedaan rakaat salat tarawih. NU berpendapat 23 rakaat dengan witir, sementara Muhammadiyah 11 rokaat,” kata Kiyai Zulfa.
Berita Terkait:
Iduladha Indonesia dengan Arab Saudi Berbeda, Ini Penjelasan PBNU
Hilal Awal Syawal di Indonesia Penuhi Kriteria Baru MABIMS
Hilal Belum Terlihat, Kemungkinan Awal Puasa Minggu 3 April
Pemerintah Tetapkan 1 Syawal 1443 H Jatuh pada 2 Mei 2022
PBNU juga turut mengajak umat Islam untuk memperbanyak amal di bulan Zulhijah.
“PBNU mengajak umat islam Indonesia memperbanyak amal sholeh di bulan Zulhijjah, baik sadakah, silaturahim, puasa sunnah khususnya puasa arafah utk meningkatkan keimanan dan ketaqwaan kepada Allah,” ujar dia.
Sebagai informasi, PBNU telah menetapkan 1 Dzulhijah 1443 Hijriah yang jatuh pada 1 Juli 2022. Hal ini berarti, Hari Raya Idul Adha atau 10 Dzulhijah 1443 H akan jatuh pada Ahad, 10 Juli 2022.
Keputusan tersebut dituangkan dalam surat resmi PBNU yang ditandatangani oleh Rais Aam PBNU Miftachul Akhyar, Katib Aam Ahmad Said Asrori, Ketum PBNU Yahya Cholil Staquf, dan Sekjen PBNU Saifullah Yusuf.
Untuk diketahui pula, mulai tahun 2022 ini Lembaga Falakiyah PBNU menerapkan kriteria Imkan Rukyah Nahdlatul Ulama (IRNU) baru dalam menentukan kriteria hilal. Kriteria tersebut meliputi tinggi bulan minimal 3 derajat dan elongasi minimal 6,4 derajat.
Hasil penetapan ini berbeda dengan Muhammadiyah yang telah menetapkan 10 Zulhijah 1443 H atau Hari Raya Idul Adha yang jatuh pada Sabtu (9/7/2022). (AP)
Editor: B. J Pasaribu
(RuPol)