RUANGPOLITIK.COM-Ketua Umum Partai Nasdem, Surya Paloh, sempat mengusulkan pasangan duet pemersatu bangsa, Anies Baswedan dan Ganjar Pranowo.
Deputi Badan Pemenangan Pemilu (Bappilu) DPP Partai Demokrat, Kamhar Lakumani, tak sependapat dengan ide menduetkan Anies Baswedan-Ganjar Pranowo di Pilpres 2024.
Itu karena menurut politisi Partai Demokrat ini, duet Anies Baswedan-Ganjar Pranowo tidak menyelesaikan persoalan politik identitas yang selama ini berkembang.
Justru, dengan menduetkan Anies Baswedan-Ganjar Pranowo di Pilpres 2024, sama saja dengan melanggengkan politik identitas itu sendiri.
Itu karena, dengan menduetkan Anies Baswedan-Ganjar Pranowo seperti mengambil jalan pintas dari representasi dua kutub politik yang berbeda justru melanggengkan politik identitas itu sendiri.
Berita Terkait:
PDIP Sebut 3 Kader Penuhi Kriteria Capres 2024: Puan, Ganjar & Risma
Ganjar, Anies atau Prabowo Akan Lengser Jika Jadi Presiden, Rocky Gerung: Berat Warisan Jokowi
Bantah Klaim Duet Ganjar-Anies Pemersatu Bangsa, Begini Respons Elite PDIP
Lawan Anies atau Ganjar, Prabowo Dianggap Paling Pantas Gantikan Jokowi
“Karenanya mengambil jalan pintas dengan mewujudkan duet Anies-Ganjar sebagai representasi dua kutub politik yang selama ini dihadap-hadapkan sebagai pengejawantahan politik identitas, sama saja dengan melanggengkan politik identas itu sendiri. Jadi tidak menyelesaikan persoalan,” ujar Kamhar kepada awak media, Selasa (28/6)/2022).
Kamhar berpendapat bahwa sumber politik identitas berasal dari ambang batas pencalonan presiden atau Presidential Threshold 20 persen.
Oleh karena itu, untuk melepaskan diri dari persoalan politik identitas yaitu dengan meninjau ulang Presidential Threshold 20 persen, bukan menduetkan Anies Baswedan dan Ganjar Pranowo. (AP)
Editor: B. J Pasaribu
(RuPol)