RUANGPOLITIK.COM – Politisi PDIP Masinton Pasaribu masih tetap menginginkan adanya reshufle kabinet Presiden Jokowi.
Walaupun hal tersebut menjadi hak preogatif presiden, namun perlu juga untuk menilai kinerja para menteri-menteri yang ada saat ini.
“Kita melihat ada beberapa menteri sudah tidak fokus lagi pada kerja-kerjanya. Kalau dia bekerja di kementeriannya sudah bukan dalam konteks memperkuat dan membangun sistem, mengevaluasi kementeriannya. Tapi lebih pada penggunaan sarana dan prasarana kementerian tersebut untuk memoles-moles diri,” ujar Masinton dalam kesempatan diskusi yang bertajuk “Jangan Pegel Nunggu Reshuffle” pada Sabtu, (11/6/2022).
Masinton menyesalkan menteri yang sudah mulai pencitraan menjelang Pemilu 2024, namun mengabaikan tugas pokok dan fungsinya sebagai pembantu Presiden di Kabinet Indonesia Maju.
Anggota Komisi XI DPR RI itu juga menyoroti adanya menteri yang memiliki beban tugas berlebih, sehingga tumpah tindih dengan tugas menteri-menteri lainnya.
Kiprah menteri yang memiliki beban tugas berlebih itu, sudah menjadi bahan obrolan di tengah-tengah masyarakat.
“Kan ada beredar obrolan di masyarakat ini berapa sih Anggota Kabinet? Anggota Kabinet tuh kalo gak salah ada 34, ini kok cuma ada 1 yang terlihat. Itu obrolan di tengah masyarakat ya, haha…” sambung Masinton sambil berkelakar.
Berita terkait:
Pengamat: Ganjar Pranowo Tak Berani Tinggalkan PDIP Demi Pilpres 2024
Said Didu Beberkan Jalan Mulus Duet Ganjar-Erick
Isu Reshuffle dan Bangkitnya Wacana Tiga Periode Kembali Diangkat
Simulasi Poltracking: Duet Ganjar-Erick Ungguli Anies-Puan Terendah
Masinton tidak menyebut secara spesifik satu menteri yang dinilainya mengurusi segala urusan tersebut. Namun memang Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marvest) Luhut Binsar Pandjaitan kerap diperintah Jokowi mengurusi sejumlah urusan.
Mulai dari Satgas Covid-19, Sumber Daya Air, hingga teranyar mengurusi situs bersejarah Candi Borobudur. (ASY)
Editor: Asiyah Lestari
(RuPol)