RUANGPOLITIK.COM-Kritikan pedas yang dilontarkan Ketua DPP PDI Perjuangan Puan Maharin terhadap masalah kemiskinan dan kelangkaan air bersih di Jawa Tengah menjadi boomerang bagi Ganjar Pranowo.
Pengamat Politik Universitas Al-azhar Indonesia Ujang Komarudin menyebut kritikan terhadap Ganjar Pranowo akan berdampak baik terhadap elektabilitas dan menaikan popularitas Puan Maharani terkhusus di Jawa Tengah.
Tak hanya itu, kegagalan-kegagalan Ganjar dalam mengelola Jawa Tengah akan menjadi mala petaka bagi Ganjar, yang mana, kata Ujang, PDI Perjuangan akan melepas Ganjar.
“Ganjar itu bukan skenario PDIP. Kelihatannya PDIP akan ke Puan. Dan Ganjar bisa dilepas oleh PDIP. Kritik yang bagus dari Puan, agar Ganjar bisa meningkatkan kinerjanya,” kata Ujang, kepada RuPol, Selasa (10/5/2022).
Berita Terkait:
Temukan Kegagalan Ganjar, Pengamat: Keuntungan Puan Naikan Elektabilitas dan Popularitas
Pengamat Soal Pertemuan Jokowi dan Megawati, Singgung Dukungan untuk Puan?
Jalin Komunikasi di Kalangan Elite, Puan Dinilai Pemimpin Perempuan Masa Kini
Puan Kecewa Wonogiri Puluhan Tahun Kesulitan Air Bersih, Pengamat: Cambuk Keras untuk Ganjar
Lebih lanjut, Ujang mengatakan, meskipun saat ini elektabilitas dan popularitas Ganjar berada diposisi atas, namun hal itu bisa saja berubah setiap waktunya.
“Saat ini popularitas Ganjar masih di atas Puan di Jateng. Namun ke depan bisa saja Puan bisa mengungguli popularitas Ganjar. Karena politik sifatnya dinamis,” ungkapnya.
Selain kritikan, Ganjar pun terlihat tidak menghadiri acara halal bi halal PDI Perjuangan di Semarang, Jawa Tengah. Padahal dalam acara tersebut mengundang seluruh bupati dan wali kota kader PDIP di Jateng, Sabtu (7/5/2022).
Sebelumnya diberitakan, Ketua DPP PDIP Puan Maharani mengaku heran karena masih ada masalah kemiskinan di Jawa Tengah. Padahal, provinsi itu merupakan daerah basis PDIP, presidennya dari PDIP, gubernur, dan bupatinya juga petugas partai yang sama.
Keheranan itu diungkapkan Puan saat mendengar cerita adanya wilayah di Wonogiri selama puluhan tahun tak menikmati akses air bersih. Parahnya, warga nyaris tak pernah mandi dan lebih sering cuci muka.
“Saya sampai nengok saat dibilang puluhan tahun. Ini benar, tidak? Saya tidak menyangka kalau sampai puluhan tahun sulit mendapatkan air bersih,” kata Puan saat memberikan sambutan peresmian keran air bersih di Desa Gendayakan, Selasa, (26/4/2022). (AFI)
Editor: B. J Pasaribu
(RuPol)