RUANGPOLITIK.COM-Mantan Menteri Kelautan dan Perikanan, Susi Pudjiastuti dinilai warganet sebagai alternatif pemimpin yang punya prestasi dan berintegritas tinggi.
Hal ini mengemuka di media sosial Twitter saat sejumlah warganet mendeklarasikan komunitas pendukung Susi yang diberi nama Kopi Susi. Relawan yang resmi dibentuk pada Sabtu 16 April 2022 ini diinisiasi oleh pemilik akun Twitter @PartaiSocmed.
Susi dianggap sebagai satu-satunya tokoh yang pernah membuat bangga sebagai bangsa Indonesia. Ditangannya anak bangsa bisa mengharapkan Indonesia yang lebih baik.
Mengapa Susi? Ini sederet prestasinya.
Susi Pudjiastuti lahir di Pangandaran pada tanggal 15 Januari 1965. Pendidikan formalnya hanya sampai SMA kelas II. Susi sempat menempuh pendidikan SMA di SMAN I Yogyakarta.
Berita Terkait:
Pertemuan Airlangga-AHY, Golkar dan Demokrat Punya Sejarah Panjang
PKB Tawarkan Koalisi, Gerindra: Asal Prabowo Capresnya
Safari Politik ke Jateng dan Jatim, Pengamat: Prabowo Tak Ingin Ulangi Kekalahan Lagi
Pengamat: Safari Politik Prabowo Perbesar Peluang Kemenangan di Pilpres 2024
Saat menempuh pendidikan di jenjang SMA kelas 2, Susi dikeluarkan oleh pihak sekolah karena ia diam-diam mengikuti gerakan golput. Pada masa itu gerakan golput sangat tidak dibolehkan bahkan terlarang, sehingga Susi hanya mempunyai ijasah SMP.
Setelah dikeluarkan dari sekolah, pada tahun 1983, Susi memulai usaha sebagai pengepul ikan di Pangandaran.
Ia nekad menjual perhiasannya dan mengumpulkan uang sebesar Rp 750.000 untuk modal usahanya. Usahannya terus berkembang dan maju.
Pada tahun 1996, Susi mendirikan pabrik pengolahan ikan PT ASI Pudjiastuti Marine Product dengan produk unggulannya yaitu lobster yang diberi merk “Susi Brand”.
Usahanya yang semakin maju dan meluas hingga ke pasar Asia dan Amerika, Susi memutuskan untuk membeli pesawat Cessna Caravan seharga 20 miliar pada tahun 2004. Uang yang digunakan untuk membeli Cessna Caravan yaitu uang pinjaman dari bank.
Pesawat tersebut digunakan untuk untuk mengangkut lobster dan ikan segar dari nelayan Indonesia ke pasar Jakarta dan Jepang.
Dia lalu mendirikan Susi Air. Awalnya Susi Air hanya didirikan untuk mengantarkan muatan perikanan PT ASI Pudjiastuti, namun kini Susi Air beroperasi di 5 pangkalan. Lima pangkalan tersebut yaitu Medan, Kendari, Cilacap, Pangandaran dan Bandung, Balikpapan, dan Jayapura.
Pada 26 Oktober 2014, Susi dipilih Jokowi-Jusuf Kalla sebagai Menteri Kelautan dan Perikanan secara resmi dalam Kabinet Kerja.
Sebelum dilantik, Susi rela melepaskan semua jabatan di perusahaannya. Alasan Susi melepas semua jabatannya yaitu agar dapat bekerja maksimal dalam menjalankan kepemerintahan dan untuk menghindari konflik antara kepentingan dirinya sebagai menteri dengan pemimpin usaha.
Susi Pudjiastuti langsung tancap gas dan menggebrak diawal pengabdiannya. Dia menjadi sorotan dengan berbagai kebijakan yang sangat berani.
Salah satu kebijakannya yaitu menenggelamkan kapal asing yang masuk ke perairan Indonesia secara illegal. Susi merupakan menteri yang sangat tegas, seperti dalam memberantas pencurian ikan yang sering terjadi di perairan Indonesia dan usahanya dalam meningkatkan kesejahteraan nelayan Indonesia.
Tercatat, jumlah kapal barang bukti tindak pidana perikanan yang sudah dimusnahkan sejak Oktober 2014 sampai akhir masa jabatannya sebanyak 556 kapal.
Jumlah tersebut terdiri dari 321 kapal berbendera Vietnam, 91 kapal Filipina, 87 kapal Malaysia, 24 kapal Thailand, Papua Nugini 2 kapal, RRT 3 kapal, Nigeria 1 kapal, Belize 1 kapal, dan Indonesia 26 kapal.
Dilansir dari data KKP, Nilai Tukar Nelayan (NTN) juga meningkat dari 106,41 per 2015 menjadi 114,24 per Agustus 2019. Ekspor perikanan pada 2017-2018 juga menunjukan hasil positif, yakni volume ekspor naik 4,45 persen dan nilai ekspor naik 7,44 persen.
Selama periode 2015-2019, tren ekspor komoditas ikan cenderung meningkat per tahun: nilai ekspor udang naik 0,75 persen, tuna naik 7,5 persen, rajungan dan kepiting naik 2,92 persen, dan rumput laut naik 9,87 persen.
Angka konsumsi ikan nasional per kapita juga meningkat selama Menteri Susi menjabat. Pada tahun 2015 konsumsi ikan nasional hanya 41,11 kilogram per tahun dan tahun lalu sudah mencapai 50, 8 kilogram per tahun.
Tak sampai disitu, Menteri Susi bahkan menempati posisi pertama dengan tingkat kepuasan 91,95% berdasarkan hasil rilis Alvara Research Center terkait rapor 5 Tahun Kinerja Pemerintah Joko Widodo-Jusuf Kalla. (BJP)
Editor: B. J Pasaribu
(RuPol)