RUANGPOLITIK.COM-Koordinator Badan Eksekutif Mahasiswa Seluruh Indonesia (BEM SI), Kaharuddin menjelaskan alasan dipindahnya lokasi demonstrasi pada Senin (11/4/2022), dari Istana Negara ke Gedung DPR RI.
Menurutnya, lokasi pemindahan tersebut telah dikonsolidasi oleh seluruh anggota BEM SI sejak Minggu (10/4/2022) malam.
Kahar menyebut, keputusan pemindahan didasari oleh tujuan mereka yang ingin pimpinan DPR menemui para mahasiswa saat menggelar aksi.
“Disepakati pada hari ini kita berada di DPR RI, karena ketika kita melakukan di Istana, goal kita cuma satu bagaimana presiden keluar dari istana untuk menjumpai massa, dan itu tidak mungkin terjadi.”
Berita Terkait:
Rocky Gerung: Panglima TNI Bela Mahasiswa
Dituding Dalang Demo, Ini Jawaban Gatot Nurmantyo
Demo Tolak Presiden 3 Periode Merebak
Unjuk rasa 11 April, Kapolri: Kawal dengan Humanis, dan Jaga Kesucian Bulan Ramadan
“Akhirnya kita beralih ke DPR RI dan tentu goalnya hari ini adalah bagaimana pimpinan DPR RI menjumpai kita dan turut hadir,” kata Kahar, dikutip dari tayangan Youtube Kompas TV, Senin (11/4/2022).
“Bukan perwakilan mahasiswa untuk masuk ke DPR tapi bagaimana perwakilan DPR datang ke massa aksi untuk menyampaikan kajian beserta tuntutan kita hari ini,” imbuhnya.
Alasan lain dipindahnya lokasi demo adalah para mahasiswa ingin wakil rakyat lebih tegas dalam mengawasi kebijakan pemerintah.
“Kita ingin menyadarkan wakil rakyat agar tegas dalam mengawasi dan mengontrol kebijakan pemerintah,” ujarnya.
Kahar juga menyampaikan, tujuan lain dari para mahasiswa melakukan demonstrasi adalah ingin membawa isu-isu yang ada di daerah sampai di pusat.
Satu di antaranya terkait tentang kestabilan dan ketersediaan bahan pokok di masyarakat.
“Kenapa kita pergi ke DPR RI agar wakil rakyat menyambut isu-isu daerah, aksi-aksi daerah yang udah dilakukan oleh kawan-kawan daerah, sehingga isu itu sampai di Pusat.”
“Sehingga gerakan mahasiswa itu ada dari atas ke bawah dan dari bawah ke atas, sehingga dapat terkumpulkan aspirasi-aspirasi dari berbagai daerah,” pungkasnya.(BJO)
Editor: B. J Pasaribu
(RuPol)