RUANGPOLITIK.COM-Setelah menggelar aksi unjuk rasa di Kawasan Istana Negara, Jakarta Pusat, Jumat (1/4/2022) lalu. Aliansi Mahasiswa Indonesia (AMI) akan menggelar aksi demo dengan massa yang lebih besar jika tuntutan mereka soal penolakan penundaan pemilu dan perpanjangan masa jabatan presiden diacuhkan Jokowi.
Aliansi Mahasiswa Indonesia (AMI) kembali memberikan ancaman ke Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Kader PDIP, Ruhut Sitompul pun menyindir rencana aksi mahasiswa tersebut. Dia bahkan menyebut, mereka sebagai orang yang hanya mengaku mahasiswa.
“Yang mengaku mahasiswa mau demo lagi, selamat ya mau mendukung barisan sakit hati👺kadrun ha ha ha,” tulis Ruhut di akun Twitter miliknya @ruhutsitompul, Selasa (5/4/2022).
Ruhut mengatakan meski terus didemo, Presiden Jokowi akan terus bekerja.
“Pak Joko Widodo Presiden RI terussssssss bekerja utk Rakyat Indonesia❤️tercinta baik yang mendukungnya secara total maupun yang tdk mendukung benar2 Negarawan Sejati MERDEKA,” ujarnya.
Berita Terkait:
Airlangga: Pemerintah Akan Umumkan Kenaikan Harga Pertalite dan LPG
Kenaikan BBM, Pengamat: Dulu Air Mata Puan Hanya Kepentingan Politik Semata
Perihal Dana Gerakan Jokowi 3 Periode Istana Buka Suara
Raker Komisi II, 3 Anak Buah Jokowi Dicecar DPR
Sebelumnya, Perwakilan AMI, Bayu Satria Utomo mengatakan, penolakan penundaan Pemilu dan perpanjangan masa jabatan Presiden perlu disikapi. Tentunya, oleh Jokowi selaku orang nomor satu di Indonesia.
“Penolakan terhadap penundaan pemilu dan perpanjangan masa jabatan presiden perlu disikapi langsung oleh Presiden sebagai pejabat tertinggi negara,” ujar Bayu.
Hingga kekinian, mahasiswa masih menunggu Jokowi untuk membuat pernyataan terbuka menolak wacana penundaan pemilu dan perpanjangan masa jabatan presiden. Jika tidak, kata Bayu, mahasiswa mengancam akan turun ke jalan dalam jumlah yang lebih besar.
“Hal tersebutlah yang menjadi pernyataan sikap para mahasiswa yang turun ke jalan hingga sore menjelang malam hari,” kata Bayu yang juga Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Indonesia tersebut. (BJO)
Editor: B. J Pasaribu
(RuPol)