RUANGPOLITIK.COM-Calon Ketua DPC Partai Demokrat (PD) Lampung Timur (Lamtim) Anton Setya Putra hari ini akan melaporkan dugaan penipuan dalam proses Muscab PD Lampung ke Polda Lampung, Selasa (22/3/2022).
“Saya sudah mengikuti semua tahapan, memenuhi semua persyaratan pendaftaran, dan telah ditetapkan sebagai ketua DPC yang sah,” ujar Anton kepada RuPol, Selasa (22/3/2022).
Dia mengatakan sudah membayar Rp25.500.000, ada tanda terimanya, namun sampai penutupan verifikasi, Senin (21/3/2022), pukul 23.00 WIB, tak dipanggil, diverifikasi dukungan PAC terhadapnya oleh panitia,” katanya.
“Hari ini, saya bersama pengacara dari Jakarta dan 13 orang lainnya akan melaporkan masalah ini ke Polda Lampung, pidana umum, dugaan penipuan,” tandasnya. Dia merasa sudah dizolimi partai.
Menurut Anton, dirinya sudah sejak awal terasa hendak “dibegal” dari dukungan PAC. Dirinya yang didukung 18 PAC dari 22 PAC yang ada di DPC Lampung Timur, sehabis penutupan pendaftaran, semua PAC diganti baru dengan menabrak ADART, aturan, dan kebijakan DPP PD.
Berita Terkait:
Demokrat Lampung Diterpa Badai Pengunduran Diri Pengurus
Kisruh Demokrat Lampung Berlanjut, Kakak Andi Arief Disentil DPP
2 Tokoh Senior Partai Demokrat Lampung Mundur
Yandri: Apa Karena PD Lampung ‘Milik’ Andi Arief Bisa Kangkangi AD-ART
Saat tahapan verifikasi, ada tawaran dari dua pengurus DPD agar berbagi dukungan kepada calon yang diduga hendak dimenangkan DPD PD Lampung. Namun, Anton menolak karena tak mau menghianati dukungan 18 PAC terhadapnya.
Terkait hal itu, dia bersama 18 PAC dibiarkan seharian lebih menunggu di selasar tempat verifikasi dukungan di Gedung Krakatau, Kemiling, Kota Bandarlampung, pada Minggu (20/3/2022).
Kedua pengurus DPD PD Lampung tersebut lanjut Anton menawarkan komposisi masing-masing bagi dua, yakni ia 12 suara sisanya, 10 suara, diberikan kepada calon lain atau bagi dua. Untuk jadi calon, syaratnya 20 persen dukungan PAC.
Alasan kedua pengurus DPD PD Lampung karena merasa kasihan terhadap 22 pengurus PAC DPC PD Lamtim yang sudah menunggu verifikasi sejak kemarin malam di Gedung Krakatau, Kemiling, Kota Bandarlampung, Minggu (20/3/2022).
“Ada beberapa saksi yang menawarkan pembagian dukungan PAC itu,” katanya. Anton menolak karena sudah berkomitmen dengan para pendukungnya tidak akan berkhianat dengan 22 PAC dari 24 PAC.
Dari 24 PAC, 22 PAC yang mendukungnya mendadak diganti tanpa melibatkan Ketua Plt DPC Lamtim Yandri, para ketua PAC, dan para kader partai lainnya dua hari setelah penutupan pendaftaran (16/3/2022).
“Saya memohon kepada tim verifikasi, dua dari DPD dan tiga dari DPP, agar pelaksanaan musyawarah cabang sesuai dengan prosedur, ADART, dan instruksi DPP PD 19 Februari 2022,” katanya kepada awak media, Minggu (20/3/2023).
Anton merasa ada yang hendak membegal dukungan PAC terhadapnya karena setelah dua hari penutupan pendaftaran calon ketua PAC pada 12 Maret 2022, ada penggantian 18 PAC pada tanggal 16 Maret 2022.
Yang membuat dirinya dan para kader PAC lainnya merasa aneh, pergantian 18 ketua PAC berdasarkan rapat yang dipimpin Sekretaris Plt DPC Partai Demokrat Taufik Gani dengan mengatasnamakan Ketua Plt DPC PD Lamtim Yandri.
Belum lagi, pada 19 Februari 2022, DPP PD mengeluarkan Instruksi Persiapan Pelaksanaan Muscab DPC PD Indonesia yang poin ke-2 agar DPD memperpanjang SK PAC sampai muscab.
“Artinya, tak ada pergantian ketua PAC kecuali berhalangan tetap seperti meninggal, mengundurkan diri, sakit keras, atau terlibat masalah hukum. Bisa juga alasan tak aktif, namun harus dibuktikan lewat rapat pleno pengurus DPC, ujar Anton didampingi Edy Sudanto sebagai saksi calon dan mantan sekretaris DPC PD Lamtim periode 2016-2021. [HER]
Editor: Andre
(RuPol)