RUANGPOLITIK.COM – Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), Umarsyah, menyesalkan kritik Ketua Umum DPP Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Abdul Muhaimin Iskandar. Umar mengimbau perihal sikap Menteri Agama ( Menag ) Yaqut Cholil Qoumas soal pengeras suara masjid, sebaiknya bisa dibicarakan dengan elok.
“Mengapa melakukan evaluasi kadernya harus di ruang publik. Apa yang dipertontonkan ketua umum dan jajarannya menunjukkan ketidakdewasaan, ketidakmengertian pada fatsun dan norma politik,” seperti dikutip dari catatan Umarsyah, Sabtu (26/2/2022).
Umarsyah mengatakan, bagaimana pun juga Cak Imin harusnya memahami bahwa Menag Yaqut adalah kader PKB. Maka dalam hal kritik dan saran, sebaiknya tidak dilakukan secara terbuka.
Ia juga menambahkan, sebagai partai besar yang juga sedang mempunyai hajat politik di Pilpres 2024, Cak Imin terbukti tidak piawai dalam menghadapi masalah internalnya. Umarsyah menegaskan, Cak Imin harus menyadari bahwa untuk menjadi seorang pemimpin nasional akan terus berhadapan dengan masalah negara yang sangat heteorogen.
“Sebenarnya suara siapa yang disampaikan oleh PKB itu, sebagai partai besar menyalurkan suara siapa? atau jangan-jangan menyalurkan nafsu untuk menghantam kadernya,” tegas Umarsyah.
Berita Terkait:
Usulan Tunda Pemilu, KPU: Harus Lewat Amandemen UUD 1945
Tunda Pemilu 2024, Yusril Ihza Mahendra: Bisa Timbul Konflik Politik
Usulan Pemilu 2024 Diundur, Pengamat Minta Cak Imin Jangan Blunder
Cak Imin Minta Pemilu 2024 Diundur, Begini Alasannya…
Selain itu, terkait aturan pengeras suara masjid, Umarsyah mengaku sependapat. Alasannya, masyarakat telah menunggu kebijakan yang diterbitkan oleh Menag.
Dia meminta masyarakat tidak terjebak provokasi berupa informasi hoaks dan menyesatkan, sehingga tidak masyarakat merespons negatif. Dalam aturan itu kata dia, tidak ada teks yang melarang pengeras suara masjid apalagi azan.
Umarsyah mengajak seluruh masyarakat fokus pada substansi aturan yang diterbitkan Menag. Saat ini bangsa Indonesia sedang membutuhkan energi seluruh elemen masyarakat untuk bangkit dari pandemi.
“Masyarakat sebaiknya tetap tenang dan tidak terjebak narasi yang membuat gaduh. Banyak urusan bangsa yang butuh kerja bersama semua pihak,” pungkasnya.(AP)
Editor: B. J Pasaribu
(RuPol)