RUANGPOLITIK.COM – Partai Keadilan Sejahtera (PKS) menilai untuk menyikapi kebutuhan bangsa ke depan ini, perlu adanya poros nasionalis-religius. PKS ajak Golkar dan Demokrat untuk bersama-sama menggalang terwujudnya poros tersebut.
Wacana pembentukan koalisi partai islam, yang sempat diapungkan oleh PKB beberapa waktu lalu, menurut PKS sebuah alternatif, tapi dengan menggabungkan partai islam dan partai nasionalis terlihat lebih dibutuhkan oleh bangsa ke depan.Hal tersebut dikatakan oleh Wakil Ketua Dewan Syuro PKS Mohammad Sohibul Iman, dalam jumpa pers di Kantor DPP PKS, Kamis (14/1/2022).
“Terkait dengan pembentukan partai Islam, saya kira itu salah satu alternatif yang mungkin bila terbentuk koalisi. Tetapi sebagaimana yang menjadi keputusan dari Majelis Syuro VI pada hari ini, kita melihat bahwa suasana kenegaraan kita hari ini yang sekarang mengalami segregasi, segmentasi yang sangat luar biasa,” ujarnya.
Namun Sohibul mengaku, tidak meninggalkan partai-partai islam lain, tapi juga mengajak bersama-sama untuk membangun komunikasi dengan partai-partai nasionalis.
“Jadi tentu kami akan bersama-sama dengan partai-partai Islam, bersama-sama untuk kemudian menjalin komunikasi juga dengan partai-partai nasionalis untuk membentuk sebuah koalisi yang akan mempersatukan bangsa kita ke depan, insyaallah,” imbuhnya.
Baca juga:
Ajak PAN dan PPP Gabung, PKB Siap Pimpin Koalisi
Duet Prabowo-Muhaimin Dideklarasikan Dari Jawa Barat
Koalisi nasionalis-religius ini pernah dilakoni bersama Golkar dan Demokrat pada Pilpres 2009 lalu, sehingga PKS menginginkan kedua partai tersebut kembali untuk mencoba menggagas kembali.
Tanggapan Golkar dan Demokrat
Partai Golkar sendiri menyambut hangat usulan PKS itu, karena tidak ada partai yang bisa jalan sendiri, terutama dalam membangun Indonesia ke depan.
“Ajakan PKS membuka sangat bagus, karena untuk membangun bangsa ini, tidak bisa jalan sendiri-sendiri. Untuk itu komunikasi dengan partai nasionalis religius di Pilpres 2024 harus dipahami sebagai bagian dari penjajakan untuk menyamakan persepsi dan menemukan titik temu,” ujar Ketua DPP Partai Golkar Ace Hasan Syadzily kepada RuPol, Jumat (14/1/2022).
Tanggapan yang senada juga keluar dari Partai Demokrat, apalagi selama ini Demokrat bersama PKS sering berada pada garis yang sama.
“Ini tentu sangat menarik, poros nasionalis-religius, karena Demokrat itu jati dirinya adalah partai nasionalis-religius. Namun ikhtiar membangun koalisi atau kerja sama politik juga tetap berjalan. Termasuk dengan PKS, yang secara empiris sering berada dalam barisan yang sama dengan Partai Demokrat. Kita bersama pada dua periode Pemerintahan SBY, dan bersama pula pada dua periode ini berada di luar pemerintahan. Secara chemistry politik sangat dimungkinkan untuk bersenyawa,” ujar Deputi Bappilu Partai Demokrat, Kamhar Lakumani. (ASY)
Editor: Asiyah Lestari
(RuPol)