RUANGPOLITIK.COM – Pascaterpilihnya Yahya Cholil Staquf sebagai Ketua Umum PBNU, posisi Yaqut Cholil Coumas atau Gus Yaqut semakin menguat untuk geser Cak Imin di Partai Kebangkitan Bangsa (PKB).
Karena selain semakin dekat dengan kalangan Nahdliyin, posisi Yaqut yang saat ini sebagai menteri agama juga sangat memberi pengaruh kuat, apalagi Yaqut juga berhasil membangun GP Ansor menjadi sebuah kekuatan yang solid sejak beberapa waktu terakhir.
Beberapa hal di atas adalah modal penting yang telah dimiliki oleh Yaqut Cholil Coumas atau yang biasa dipanggil Gus Yaqut tersebut, jika ingin menggeser posisi Muhaimin Iskandar dari Ketua Umum PKB.
“Bergantinya kepengurusan di PBNU, yang sekarang dipimpin oleh kakak kandungnya, jelas merupakan modal sosial yang yang besar bagi Gus Yaqut. Tapi itu bukan jaminan mutlak untuk, misalnya mengambil alih kepemimpinan di PKB,” ujar Peneliti Senior Saiful Mujani Reaseach and Consulting (SMRC) Saidiman Ahmad, kepada RuPol, Jumat (14/1/2022).
Dalam beberapa pemilu terakhir, PKB selalu berada jajaran tengah, belum berhasil merangsek masuk ke posisi atas untuk bersaing dengan PDIP, Golkar atau Gerindra, padahal jika merujuk PKB sebagai wadah politik NU, organisasi keagamaan terbesar di Indonesia.
“Dengan jumlah anggota NU yang diklaim sampai 70 juta orang, harusnya PKB bisa menjadi partai papan atas,” lanjut Saidiman.
Baca juga:
Gus Yahya dan Yaqut Bersatu, Posisi Cak Imin di PKB Rawan?
Menag Sowan ke Abang Kandungnya di PBNU
Untuk bisa mengambil kepemimpinan Muhaimin Iskandar atau Cak Imin di PKB, Gus Yaqut harus bisa meyakinkan elit dan massa PKB, dengan modal yang dimilikinya saat ini akan bisa membawa PKB sebagai partai papan atas.
“Hasil survey SMRC Desember 2021, PKB mendapatkan elektabilitas 6,8 persen, itu tidak berbeda jauh dengan hasil 2 kali pemilu terakhir, dimana suara PKB berkisar di 7 persen. Gus Yaqut harus bisa meyakinkan elit dan massa PKB, bahwa dia bisa memperluas basis dukungan yang lebih luas, terutama di kalangan Nahdliyin, tentunya dengan sosok Kiai Yahya yang saat ini jadi pemimpin PBNU,” papar Manager Program SMRC tersebut.
Selain bisa merebut lebih banyak suara di kalangan Nahdliyin, Gus Yaqut juga memiliki kesempatan untuk mengambil suara dari kalangan islam moderat ataupun dari luar islam yang memiliki pemikiran sama.
“Narasi kebangsaan dan kebhinekaan yang selama ini disuarakan oleh Gus Yaqut, bisa menjadi modal untuk masuk ke ceruk pemilih yang lebih luas,” pungkasnya. (ASY)
Editor: Asiyah Lestari
(RuPol)