RUANGPOLITIK.COM — Politisi Fadli Zon memberikan catatan politik akhir tahun 2021. Menurut Wakil Ketua Partai Gerindra itu, demokrasi Indonesia semakin kuat dalam cengkraman oligarki dikepemimpinan Presiden Jokowi.
Dikutip RUANGPOLITIK dari akun Twitter @fadlizon, Jumat (31/12/2021), legislator DPR RI itu mengatakan berdasarkan laporan beberapa lembaga, indeks demokrasi Indonesia justru merosot, termasuk ancaman kembalinya otoritarianisme.
Lembaga-lembaga yang menilai hal itu, disebutnya, mulai dari LP3ES, The Economist Intelligence Unit (EIU), Varieties of Democracy (V-Dem) Institute, serta IDEA (International Institute for Democracy and Electoral Assistance).
Democracy Report 2021 yang dirilis V-Dem Institute menempatkan Indonesia di peringkat 73 dari 179 negara dalam hal indeks demokrasi liberal.
Baca juga:
Kamrussamad Kembali Sindir Jalan Kaki Pencitraan Sandiaga
Mulai dari laporan The Economist Intelligence Unit, misalnya, Indeks Demokrasi mencatat skor terendah dalam 14 tahun terakhir. Indonesia tercatat menduduki peringkat 64 dari 167 negara dengan skor 6,48.
V-Dem Institute juga menilai tingkat demokrasi Indonesia telah merosot dari “demokrasi elektoral” menjadi “demokrasi yang cacat”.
Laporan lembaga-lembaga tadi menunjukkan penurunan signifikan, bukan hanya pada kebebasan sipil, politik, budaya dan fungsi pemerintahan, tetapi juga dalam isu pluralisme.
Selain itu, tulis Fadli dikutip RuPoll dari akun Twitter @fadlizon, Jumat (31/12/2021),
“Di periode kedua pemerintahan Presiden @jokowi , terutama sepanjang 2021 ini, penggunaan kata “oligarki” terus meningkat dalam berbagai diskusi publik di tanah air.” tulisnya.
“Kehidupan demokrasi dan hukum di Indonesia memang kian merosot. Semua catatan tadi tentu saja cukup ironis, mengingat tujuh tahun lalu naiknya Presiden @jokowi oleh sejumlah pengamat dianggap sbg sesuatu yg menjanjikan bagi masa depan politik Indonesia,” katanya.
Selama ini, menurut Fadli, anggapan jika Presiden Jokowi tidak memiliki kaitan dengan rezim-rezim pemerintahan sebelumnya justru berbanding terbalik dengan kenyataannya. Oligarki justru semakin menancapkan kukunya.
Editor: Herman BM
(RuPol)