RUANGPOLITIK.COM – Tarik ulur wacana reshusffle Kabinet Pemerintahan Presiden Jokowi dianggap hanya untuk memberikan angin surga kepada Partai Amanat Nasional (PAN), yang sudah bergabung di koalisi pemerintah sejak bulan September 2021 lalu.
Sampai saat ini, sebagai mitra koalisi pemerintah, PAN belum mendapatkan jatah kursi kabinet dari Presiden Jokowi.
Menurut Pengamat Politik, Ujang Komaruddin, PAN harus berani memberi tekanan dan meminta kejelasan terhadap status mereka di koalisi pemerintah.
“Jika tak masuk kabinet, rugi bandar dong. Dan seandainya tak dijadikan menteri, maka mestinya PAN ada diluar pagar saja. Masuk barisan oposisi saja,” kata Ujang seperti dikutip dari Kantor Berita Politik RMOL, Minggu (12/12/2021).
Baca juga:
Isu Reshuffle Berhembus. Zulkifli Hasan dan Hadi Tjahjanto Masuk, Siapa Keluar?
Wacana Reshuffle. PKB: Tahun Baru, Formasi Kabinet Baru
PAN DKI Mulai Buka Pendaftaran Caleg 2024
PAN Tidak Respon PKS Soal Kursi Wawako Padang
Dosen politik dari Universitas Al-Azhar Indonesia (UAI) itu juga menyampaikan kerugian bagi PAN jika tidak sampai masuk kabinet.
“Kursi menteri itu salah satu senjata untuk Pemilu 2024. Jika PAN tidak ada yang menteri, susah untuk konsolidasi ke daerah-daerah,” ujarnya lagi.
Namun pilihan untuk keluar dari koalisi pemerintahan juga tidak mudah bagi PAN, karena bisa jadi PAN dikerjain ooleh pemerintah.
“Namun sepertinya, PAN tak akan mau jadi opisisi. Mungkin PAN ingin nyaman bersama pemerintah, dan harapannya dapat kekuasaan (menteri),” pungkasnya.
Editor: Asiyah Lestari
(RuPol)