RUANGPOLITIK.COM – Popularitas dan elektabilitas para ketua-ketua umum partai politik di Indonesia, terlihat belum begitu tinggi untuk diusung menjadi calon presiden pada Pemilihan Presiden 2024 mendatang. Dari lima besar nama-nama calon presiden yang memiliki elektabilitas tinggi, hanya Prabowo Subianto yang merupakan ketua umum partai, sisanya tiga orang kepala daerah dan satu orang menteri.
Hasil tersebut terlihat dari hasil survey yang dirilis oleh New Indonesia Research & Consulting, yang diterima redaksi hari Selasa (30/11/20210) kemarin.
Berdasarkan hasil survey tersebut, New Indonesia Research & Consulting mencoba melakukan simulasi untuk pasangan calon yang terkuat, dengan mengambil tiga nama uruatan teratas yang kemudian dikombinasikan dengan enam nama yang berpeluang untuk menjadi wakil presiden.
“Prabowo paling kuat jika dipasangkan dengan Puan Maharani, Ganjar dengan Ridwan Kamil dan Anies Baswedan berpasangan dengan Agus Harimurti Yudoyono,” sebut Andreas Nuryono, Direktur Eksekutif New Indonesia Research & Consulting melalui siaran pers yang diterima redaksi ruangpolitik.com.
Hasil dari kombinasi tersebut, didapatkan Prabowo-Puan mendapatkan dukungan terbesar 50,3%, sedangkan Ganjar-Ridwan Kamil 45,4%, sementara pasangan Anies-AHY mendapatkan dukungan 34,3%.
Andreas juga menjelaskan kemungkinan untuk dua pasangan terjadi dan ikut bersaing pada pilpres 2024 sangat besar, yakni Prabowo-Puan yang akan diusung oleh PDIP bersama Gerindra, serta Anies-AHY yang akan diusung oleh gabungan partai yang dikomandoi oleh Nasdem. Sedangkan Ganjar-Ridwan kamil akan sedikit kesulitan mendapatkan partai pengusung, mengingat keduanya bukan ketua umum partai.
Anies Bawa Nasdem Masuk Tiga Besar, Ummat Geser PAN
Namun kemungkinan masih tetap ada, jika partai-partai yang di luar poros Prabowo-Puan dan Anies-AHY masih bersedia untuk mengusung, dengan catatan para ketua umum partai, seperti Airlangga Hartarto, Muhaimin Iskandar dan Zulkifli Hasan mau berbesar hati untuk melepas partai mereka kepada pasangan tersebut.
Khusus untuk Airlangga dan Golkar, Andreas menyatakan agak berat bagi mereka untuk membangun poros sendiri. “Tampaknya berat bagi Golkar memimpin poros politik sendiri. Dukungan publik terhadap Airlangga tergolong kecil ketika dipasangkan dengan tiga nama teratas,” tutupnya.
Survei New Indonesia Research & Consulting dilakukan pada 11 hingga 20 November 2021 terhadap 1.200 orang yang mewakili seluruh provinsi.
Metode survei adalah multistage random sampling dengan margin of error sekitar 2,89 persen dan tingkat kepercayaan 95 persen.
(RuPol)