Dedi menilai pengabaian aturan hukum oleh kelompok orang dalam lingkaran Jokowi adalah karena mereka disokong presiden.
RUANGPOLITIK.COM – Direktur Eksekutif Indonesia Political Opinion Dedi Kurnia Syah mengungkapkan bahwa Jokowi pandai mengatur segala hal agar tercapai maksudnya dan lalu berkilah, berdalih dengan berbagai alasan untuk berbagai peran yang dilakukannya tersebut.
“Jokowi memiliki keahlian membangun opini pembelaan, meskipun dia dalam posisi yang keliru, tetapi mahir memutar situasi justru menjadi benar,” tutur Dedi Kurnia Syah pada wartawan di Jakarta, Kamis (9/11/2023).
Besarnya pengaruh dan kuasa Presiden Jokowi bahkan membuat Prabowo kehilangan sikap kesatrianya.
“Memprihatinkannya, Prabowo yang seharusnya menjadi kesatria justru terlibat dalam tindakan nepotis ini,” terang Dedi.
Dedi menilai pengabaian aturan hukum oleh kelompok orang dalam lingkaran Jokowi adalah karena mereka disokong presiden.
”Dengan adanya anggota kabinet, Raja Juli Antoni, Bahlil Lahadalia, Budi Arie, dan lainnya dalam aktivitas kampanye Gibran, itu sudah jelas bahwa Presiden menjadi sumber masalah,” tegas Dedi.
Berat kepentingan presiden di atas segalanya, sulit untuk berharap dia bersikap negarawan, memastikan kestabilan hukum dan politik di Indonesia.
Dedi juga mencontohkan orang-orang dekat Jokowi tersebut yakni Anwar Usman yang justru melawan putusan Majelis Kehormatan Mahkamah Konstitusi yang mencopotnya dari jabatan Ketua MK.
Menurut Dedi, sikap mantan Ketua MK Anwar Usman karena merasa percaya diri disokong Jokowi. Sebelumnya, dalam konferensi pers, Anwar Usman dengan santai mengaku tak berdosa setelah melakukan pelanggaran kode etik dan perilaku hakim konstitusi, karena terbukti membiarkan Mahkamah Konstitusi (MK) diintervensi pihak luar dalam memutus perkara Nomor 90/PUU-XXI/2023.
Merendahkan Direktur RISE Institute Anang Zubaidy menilai pernyataan hakim konstitusi Anwar Usman dalam merespons putusan MKMK justru merendahkan martabat dan citranya sebagai hakim. “Artinya bentuk pembelaan diri yang disampaikan Anwar Usman itu bentuk pembelaan diri yang tidak perlu. Yang menurut hemat saya justru merendahkan citra dan martabat beliau,” tandasnya.(AP)
Editor: B. J Pasaribu
(RuPol)