Menurut keterangan Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) drg. Pembajun Setyaningastutie, antraks tidak bisa ditularkan oleh manusia ke manusia.
RUANGPOLITIK.COM —Penyakit antraks yang disebabkan oleh bakteri Bacillus Anthracis menjadi bahan perbincangan masyarakat setelah adanya kasus kematian tiga warga di Gunung Kidul, Yogyakarta beberapa waktu lalu.
Kematian itu pun berkaitan dengan kasus sapi mati yang disembelih, dan dagingnya dibagikan kepada warga.
Antraks merupakan penyakit zoonosis yang bisa ditularkan oleh hewan ke manusia. Namun, muncul juga pertanyaan apakah antraks dapat menular dari manusia ke manusia?
Menurut keterangan Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) drg. Pembajun Setyaningastutie, antraks tidak bisa ditularkan oleh manusia ke manusia.
“Satu yang perlu digarisbawahi penyakit antraks itu tidak menular dari manusia ke manusia. Jadi tidak ada kemudian kena antraks terus bisa menularkan pada yang lain, tidak,” katanya, dikutip, Jumat, 7 Juli 2023.
Bagaimana Antraks Bisa Menular?
Pembajun Setyaningastutie mengatakan ada tiga jalur yang membuat antraks dapat menular ke manusia, yakni melalui kulit, pernapasan, dan pencernaan.
“Jika muncul di kulit biasanya manusia itu bersentuhan dengan hewan ternak yang positif antraks,” ujarnya.
Sementara itu, terkait penularan melalui pernapasan, Pembajun Setyaningastutie menyebut hal itu bisa terjadi lantaran spora bakteri antraks dari hewan ternak terhirup oleh manusia.
“Sporanya misalnya dari hewan yang mati karena antraks kemudian nempel di rumput kemudian terhirup,” ucapnya.
Antraks pun dapat menular ketika seseorang mengonsumsi daging dari hewan ternak yang sudah positif antraks.
Imbauan Kementerian Pertanian
Tak jauh berbeda dari Dinkes DIY, Kementerian Pertanian (Kementan) pun mengingatkan masyarakat agar tidak membedah hewan ternak yang terindikasi terinfeksi penyakit antraks. Keterangan tersebut disampaikan oleh Direktur Kesehatan Hewan Kementan, Nuryani Zainudin.
“Sapi yang mati dengan indikasi antraks tidak boleh dibedah atau dibuka, harus dibakar atau dikubur untuk mencegah penularan,” tuturnya.
“Jika hewan mati ini dibedah, maka spora akan keluar dan masuk ke dalam tanah, lalu melindungi dirinya selama puluhan tahun,” katanya melanjutkan.
Direktur Kesehatan Masyarakat Veteriner Kementan, Syamsul Ma’arif menambahkan bahwa daging hewan ternak yang terindikasi terinfeksi antraks pun tidak boleh dimakan.
“Jangankan direbus, dibuka saja tidak boleh. Begitu spora dihirup, biasanya orang dalam 24 jam bisa menyebabkan kematian,” ujarnya.
Menurut keterangannya, 94 persen kasus infeksi antraks pada manusia disebabkan lantaran adanya kontak fisik dengan hewan ternak yang terinfeksi antraks.
“Kasus ini harus cepat ditangani dan didukung peralatan khusus dalam menangani kejadian meningitis akibat antraks,” ucapnya.
Editor: B. J Pasaribu
(RuPol)