Nah, soal panggilan, bermula dari cerita sapaan akrab bagi Sang Proklamator Bung Karno, Megawati berlanjut ke panggilan untuk dirinya. Tidak jarang, Megawati mengaku protes dengan panggilan Presiden Kelima RI.
RUANGPOLITIK.COM —Tercatat dalam sejarang bangsa Indonesia punya presiden perempuan. Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri menjadi presiden ke-5 RI. Namun, Megawati mengaku kerap protes disebut presiden kelima RI.
Megawati mengungkap protesnya itu saat menghadiri serah terima pengoperasian Kapal Perang Republik Indonesia (KRI) Bung Karno-369. Dalam kesempatan tersebut, dia memberikan sambutan.
Sambutannya diawali dengan mengenang cerita ketika Laksamana Yudo Margono masih menjadi KSAL. Yudo Margono menyampaikan rencana penamaan kapal perang jenis korvet buatan anak sendiri. Kapal kepresidenan itu akan diberi nama KRI Profesor Doktor Insinyur Soekarno.
Nah, soal panggilan, bermula dari cerita sapaan akrab bagi Sang Proklamator Bung Karno, Megawati berlanjut ke panggilan untuk dirinya. Tidak jarang, Megawati mengaku protes dengan panggilan Presiden Kelima RI.
“Kalau sekarang kita kan selalu, seperti saya disebut Presiden ke-5, saya suka protes, loh kenapa, saya ini pernah jadi Wapres juga loh, tapi orang hanya ingatnya saya Presiden kelima,” ujar Megawati Soekarnoputri.
Nah, soal sapaan Bung untuk Soekarno, dia menganggap memang paling pas. Terasa sangat menyatu dengan rakyat, tidak ada gap. Kata “Bung” juga lebih mewakili sosok Presiden Pertama RI, Soekarno, sehingga pas jika menjadi nama kapal kepresiden ‘KRI Bung Karno-369’.
“Kalau bung, artinya ya, terasanya tidak ada gap, makanya saya bilang ‘Bung Karno saja’ dan karena ini sebuah kapal, imajinasi saya pasti akan ke mana-mana dan menurut saya kan, apa ya, Bung Karno beranjang sana kepada rakyatnya, pikiran saya kan begitu,” kata dia.
KRI Bung Karno-369 diserahterimakan pada 1 Juni 2023. Kapal perang ini menggantikan kapal kepresidenan KRI Barakuda-633 yang sudah beroperasi selama 27 tahun. KRI Bung Karno-369 dibangun oleh produsen pertahanan dalam negeri PT Karimun Anugrah Sejati di Batam.
Editor: B. J Pasaribu
(RuPol)